"Oya, Dik. Maaf, saya tidak bisa membantu apa -- apa. Apalah saya dan saya bukan siapa -- siapa kamu. Coba pertimbangkan terlebih dahulu dan konsultasikan dengan orang tua," jawab Farhan.
"Ok Mas, nanti saya pertimbangkan dulu. Beberapa hari ke depan, akan saya kabari," sahut Maya dalam sambungan telepon.
"Nah begitu donk. Kalau mau hubungan kita serius, berani gak kamu daftar tempat saya....hahahaha...bercanda loh, Dik," canda Farhan.
Bertambah galaulah Maya, di saat itu. Setelah komunikasi via telepon berhenti, pergulatan batin Maya menjadi -- jadi. Tampaknya perkataan hubungan serius menjadi awal bagi Maya untuk mempertaruhkan masa depannya. Gejolak pertentangan antara keluar dari sekolah favorit atau bertahan. Jika ia mendaftar CPNS, maka ia telah ter-PHK sendiri, dengan demikian ia harus membayar sekian puluh juta. Ya kalau keterima, jika tidak keterima, maka ia harus menanggung rugi: rugi sudah keluar kerja dan harus membayar denda.
Di sisi lain, ia pun bingung memilih, kota di tempat ia tinggal yang banyak formasi ataukah di kabupaten Farhan yang hanya sedikit formasi. Jika ia keterima di kotanya, maka ia harus menerima kenyataan harus berpisah dengan Farhan, karena tidak mungkin Farhan mau menjadi guru di kotanya.
Konflik batin menjadi kuat, lantaran perkataan Farhan akan hubungan serius menjadi sebuah tantangan dirinya, Mungkinkah Farhan telah melamarnya, secara halus ? Perlu diketahui keduanya memang sering terlibat komunikasi, namun tidak sampai tahap pacaran, karena bagi Maya, pacaran adalah sesuatu yang tabu. Sesuatu yang harus dihindari, sehingga belum ada sebuah kepastian hubungan di antara mereka.
Pikiran Maya pun semakin jauh. Kalau keduanya tidak keterima CPNS, lantas keduanya menikah, mampukah Maya hidup dan menggantungkan harapan dari suami yang belum punya penghasilan cukup,begitu juga kehidupan desa yang jauh dari kota, serta minim fasilitas. Sementara kehidupan Maya selama ini adalah termasuk keluarga yang berkecukupan. Kelak setelah 2 tahun bekerja, ada rencana bagi Maya untuk kuliah S2 dan ingin menjadi dosen. Inilah rencana semula.
Semenjak terngiangnya hubungan serius, pikiran Maya pun bertambah pusing. Meski demikian, keputusan besar haruslah ia pilih. Beberapa hari kemudian.
"Mas, saya sudah ambil keputusan," kata Maya dalam sambungan telepon.
"Tentu sebuah keputusan berat telah mengganggu waktu tidurmu, Dik Maya. Akankah engkau memilih bertahan ataukah engkau memilih hubungan serius ?" tanya dengan nada bercanda Farhan.
"Begini, Mas. Resiko hidup sudah saya pikirkan. Rejeki jodoh adalah kehendakNya. Saya putuskan untuk mendaftar CPNS di kabupaten Mas Farhan," jawab tegas Maya.
"Wkwkwkwk....beneran ini? Dik Maya sudah siap menjalani hubungan yang serius? hehehe" tanya Farhan.