"Biasa saja, Dik. Kakak hanya mencoba membantu," jawab Budi dengan rendah hati.
Semakin sering mereka berkomunikasi via WA, Anisa merasa semakin termotivasi. Ia bahkan mulai rajin belajar tanpa perlu diingatkan oleh ayahnya.
Suatu hari, Anisa dengan malu-malu berkata, "Kak, Nisa ingin sekali ketemu. Kakak baik banget, rasanya ingin tahu Kakak lebih dekat."
"Hehehe, nanti ya. Kalau Nisa sudah selesai ujian, kita bisa bertemu. Tapi ingat, jangan lupa belajar, ya?"
Waktu pun berlalu. Berkat kerja kerasnya, Anisa meraih nilai tertinggi dalam try out dan berhasil menjadi juara satu di sekolah.
"Alhamdulillah, Kak! Nisa dapat juara satu! Terima kasih banyak atas bantuannya selama ini," katanya penuh kebahagiaan.
"Selamat, Dik Nisa! Tapi ini baru langkah awal. Tetap semangat sampai ujian nanti!" balas Kak Budi via WA.
Hari pengumuman kelulusan tiba. Nilai Anisa hampir sempurna, dengan skor 100 di tiga mata pelajaran dan 90 di mata pelajaran lainnya. Ia langsung mengabari Kak Budi.
"Kak, Nisa berhasil! Nilai Nisa terbaik se-kecamatan!"
"Selamat, Dik Nisa. Kakak bangga padamu," jawab Budi via WA.
Anisa pun meminta izin kepada ibunya untuk bertemu dengan Kak Budi. Akhirnya, mereka sepakat bertemu di sebuah tempat. Namun, saat tiba di sana, sebuah kejutan besar menanti Anisa.