Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena tidak bisa hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti berinteraksi dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Â
Nah, saat berinteraksi sangat mungkin terjadi perselisihan ataupun pertentangan yang pada akhirnya menyebabkan suatu konflik. Realitanya, konflik merupakan sesuatu yang sulit dihindarkan karena berkaitan erat dengan interaksi manusia tadi.Â
Maka dari itu yang dibutuhkan bukan hanya meredam konflik saja, tetapi bagaimana menanganinya sehingga bisa membawa dampak konstruktif bagi organisasi.Â
Penyelesaian konflik bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara negosiasi. Negosiasi dilakukan untuk mendapat jalan tengah dalam penyelesaian masalah agar keadaan bisa diorganisir.
Untuk lebih memahaminya, kita simak pengertian konflik menurut para ahli berikut ini, yuk!
Pengertian Konflik dan Apa yang Melatarbelakanginya?
Definisi Konflik
Sekumpulan individu dan kelompok pasti memiliki pandangan bahkan visi yang berbeda-beda. Maka tidak jarang jika dalam masyarakat ditemukan sebuah gesekan hingga menjadi konflik. Konflik biasanya terjadi karena adanya perbedaan dari berbagai sudut pandang di lingkungan masyarakat. Berawal dari konflik, kekerasan pun dapat terjadi dalam masyarakat.
Menurut Max Weber (1968)
Hubungan sosial disebut konflik apabila tindakan yang ada didalamnya secara sengaja ditujukan untuk melaksanakan kehendak satu pihak untuk melawan pihak lain.
Menurut James W. Vander Zanden
Konflik dianggap sebagai pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang saling berhadapan. Tujuannya untuk menetralkan, merugikan bahkan menyisihkan lawan mereka.
Jadi, dapat disimpulkan dalam interaksi manusia kerap sekali ditemukan konflik dengan penyebab yang bermacam-macam. Bagaimana tidak? Isi pikiran dan pandangan manusia antara satu sama lain jelas berbeda. Namun, sebuah konflik di perusahaan maupun di lingkungan masyarakat tidak selamanya menyeramkan.Â
Dengan penanganan yang tepat, konflik dapat menjadi pemicu perubahan dan ide dalam berinovasi bahkan hubungan kerja dapat menjadi lebih harmonis.
Latar Belakang Terjadinya Konflik
Ada dua faktor yang menjadi penyebab konflik, yaitu kemajemukan horizontal dan kemajemukan vertikal. Kemajemukan horizontal diartikan sebagai struktur majemuk di masyarakat yang dapat mengakibatkan konflik seperti perbedaan agama, ras, dan suku. Untuk kemajemukan vertikal seperti perbedaan jabatan, status sosial dan kekayaan.
Selain kedua faktor diatas, terdapat 4 kategori latar belakang terjadinya konflik berdasarkan jenis perbedaannya.
1. Perbedaan Individual
Tidak ada dua orang yang memiliki sikap, sifat, cita-cita, dan minat yang sama. Begitupun dengan perbedaan pendirian, mindset bahkan perasaan seseorang dalam masyarakat juga tidak sama. Hal tersebut kerap berpotensi menimbulkan perselisihan apabila terdapat pemikiran atau sudut pandang yang berbeda.
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan ini dapat memengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang. Tidak jarang dua orang yang berasal dari dua kebudayaan berbeda terlibat dalam konflik akibat perbedaan nilai dan cara pandang.
3. Perbedaan Kepentingan
Perbedaan ini terjadi akibat adanya bentrokan antar-kepentingan, baik antar individu maupun kelompok. Perbedaan kepentingan ini berupa kepentingan sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Adapun permasalahan yang sering terjadi dibidang ekonomi yaitu seperti kelangkaan kebutuhan pokok masyarakat.Â
4. Perubahan sosial juga dapat melatarbelakangi terjadinya konflik di masyarakat. Seperti halnya dinamika perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat ditambah dengan dampak ketidakadilan yang dirasakan oleh sebagian atau seluruh kelompok masyarakat akibat lajunya perubahan sosial tersebut.Â
Jadi, Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat sehingga menyebabkan munculnya golongan-golongan yang berbeda pendiriannya.Â
Definisi Negosiasi
Jika dilihat secara etimologis, kata negosiasi berasal dari bahasa Inggirs, yaitu to negotiate serta to be negotaiting dan turunan lain yaitu negotiation yang memiliki arti menawarkan, merundingkan, dan membicarakan. Dilansir dari investopedia, negotiation memiliki arti kegiatan dalam merundingkan atau membicarakan suatu hal dengan pihak lain guna mencapai suatu kesepakatan.
Dilansir dari buku Pengantar Manajemen (2020) karya Roni Angger Aditama, negosiasi adalah proses komunikasi antara dua pihak. Masing-masing pihak memiliki tujuan dan pandangan mereka sendiri. Selain itu, mereka juga berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak tentang masalah yang sama.
Dalam negosiasi, hal umum yang kerap dibahas yaitu proses tawar-menawar terkait solusi konflik yang terjadi. Dalam proses negosiasi, masing-masing pihak yang terlibat konflik saling mengutarakan kepentingannya dan menawarkan solusi untuk mengatasinya. Proses negosiasi dianggap clear apabila menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan antara kedua belah pihak.
Berbicara mengenai teknik-teknik negosiasi berdasarkan hal-hal formal, kebijakan dan prosedur tidaklah cukup. Terbukti dalam banyak hal, negosiasi justru tidak terselesaikan di meja perundingan yang sifatnya formal, tetapi justru kebalikannya.Â
Pada suasana yang lebih informal, kedua pihak dapat berbicara dengan hati yang relaks dan memanfaatkan sisi kemanusiaan pihak lainnya. Mengapa demikian? Pada dasarnya, selain hal-hal formal tadi, setiap manusia tentunya memiliki perasaan, keyakinan, keinginan maupun hasrat bahkan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi setiap langkah pengambilan keputusan yang akan dilakukannya.
Taktik Negosiasi Paling Efektif Agar Menjadi Negosiator Andal      Â
Sebuah negosiasi bisa dibilang bukan sengketa atau konfrontasi. Negosiator yang hebat tidak serta merta bertengkar. Sedikit cerita saat pengganggu di film Enter the Dragon meminta Bruce Lee untuk mendeskripsikan gaya kung fu-nya. Bruce Lee menjawab, "Kamu bisa menyebutnya seni bertarung tanpa berkelahi".
Jadi, negosiasi bukanlah tentang bersaing dengan baik, melainkan bagaimana berkomunikasi dengan baik . Itu salah satu cara yang bagus untuk memikirkan negosiasi.
Berikut ini taktik negosiasi terbaik dan paling akurat untuk diterapkan agar menjadi seorang negosiator yang andal.
1. Lakukan Riset sebelum Memulai Negosiasi
Dalam situasi apa pun, dilarang keras bernegosiasi langsung tanpa mengumpulkan informasi terlebih dahulu karena hal itu sangat berisiko. Anda harus mengumpulkan data yang relevan sebelum memulai negosiasi, karena informasi tersebut akan menempatkan Anda pada posisi terbaik dalam memahami situasi pihak lain. Informasi itu juga dapat digunakan untuk membuat keputusan yang akurat. Seperti halnya perang yang butuh banyak strategi.Â
Sama halnya dalam negosiasi, Anda perlu banyak strategi dan taktik. Adanya strategi akan membantu Anda melakukan pendekatan terbaik untuk mencapai tujuan.
2. Menyimak Keinginan Lawan Bicara
Negosiasi dilakukan tidak hanya semata-mata untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan dan tidak memikirkan pihak lain. Justru dengan negosiasi, Anda juga harus membantu pihak lain mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika tidak, bagaimana Anda akan mencapai kesepakatan?
Contoh sederhananya dalam situasi tertentu, harga bukanlah satu-satunya hal yang dikejar. Mungkin pihak lain akan menghargai jadwal pengiriman yang lebih cepat atau uang muka yang lebih besar.Â
Saya pernah ingin membeli rumah tetapi tidak bisa langsung membayar uang muka, jadi saya melakukan pembayaran penandatanganan kontrak sambil mengumpulkan dananya selama beberapa bulan. Pemiliknya pun sepakat atas hal ini. Jadi, saya melakukan pembayaran rumahnya secara kredit dan jika saya gagal membayar uang muka, maka dia akan mengambil uang saya. (Menang-menang).
3. Bersikap Tegas
"Jangan pernah bernegosiasi karena takut. Tetapi marilah kita tidak pernah takut untuk bernegosiasi." John F. Kennedy
Bersikap tegas dan jangan takut untuk meminta apa yang Anda inginkan. Ibaratnya dalam dunia bisnis, tidak ada bisnis yang akan tumbuh jika salesman utamanya termasuk orang yang penurut.Â
Jadi, yang perlu dipikirkan yaitu bagaimana cara Anda untuk menjadi tegas tanpa terlihat agresif. Sikap tegas ini akan memungkinkan Anda untuk berunding secara profesional pada setiap poin yang dapat dinegosiasikan. Dengan adanya sikap tegas itu maka akan menempatkan Anda pada posisi terbaik untuk menyelesaikan kesepakatan sesuai ketentuan yang ada.
4. Jangan Gampang Emosi
Manusia adalah makhluk yang digerakkan oleh emosi, baik itu ego atau masalah pribadi mereka. Pada saat bernegosiasi, kecerdasan emosional Anda diuji. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan diri yang baik agar memudahkan Anda untuk mengenali setiap sisi positif dari lawan bicara.Â
Namun, perlu digarisbawahi bahwasanya negosiasi tidak bisa lepas dari komunikasi. Anda tidak mungkin melakukan proses tawar menawar hanya dengan menggunakan bahasa tubuh. Saran saya, kuasai keterampilan komunikasi dan Anda sudah memenangkan setidaknya 50 persen dari negosiasi.
Jadi, Negosiasi merupakan salah satu bentuk interaksi sosial namun tidak seperti interaksi sosial pada umumnya. Negosiasi dilakukan dengan beberapa tujuan yaitu untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara menemukan solusi yang tepat dan efektif untuk mencapai suatu kesepakatan yang dianggap menguntungkan semua pihak.Â
Sekian artikel mengenai konflik dan negosiasi. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan bisa manambah wawasan kalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H