3. Perbedaan Kepentingan
Perbedaan ini terjadi akibat adanya bentrokan antar-kepentingan, baik antar individu maupun kelompok. Perbedaan kepentingan ini berupa kepentingan sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Adapun permasalahan yang sering terjadi dibidang ekonomi yaitu seperti kelangkaan kebutuhan pokok masyarakat.Â
4. Perubahan sosial juga dapat melatarbelakangi terjadinya konflik di masyarakat. Seperti halnya dinamika perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat ditambah dengan dampak ketidakadilan yang dirasakan oleh sebagian atau seluruh kelompok masyarakat akibat lajunya perubahan sosial tersebut.Â
Jadi, Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat sehingga menyebabkan munculnya golongan-golongan yang berbeda pendiriannya.Â
Definisi Negosiasi
Jika dilihat secara etimologis, kata negosiasi berasal dari bahasa Inggirs, yaitu to negotiate serta to be negotaiting dan turunan lain yaitu negotiation yang memiliki arti menawarkan, merundingkan, dan membicarakan. Dilansir dari investopedia, negotiation memiliki arti kegiatan dalam merundingkan atau membicarakan suatu hal dengan pihak lain guna mencapai suatu kesepakatan.
Dilansir dari buku Pengantar Manajemen (2020) karya Roni Angger Aditama, negosiasi adalah proses komunikasi antara dua pihak. Masing-masing pihak memiliki tujuan dan pandangan mereka sendiri. Selain itu, mereka juga berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak tentang masalah yang sama.
Dalam negosiasi, hal umum yang kerap dibahas yaitu proses tawar-menawar terkait solusi konflik yang terjadi. Dalam proses negosiasi, masing-masing pihak yang terlibat konflik saling mengutarakan kepentingannya dan menawarkan solusi untuk mengatasinya. Proses negosiasi dianggap clear apabila menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan antara kedua belah pihak.
Berbicara mengenai teknik-teknik negosiasi berdasarkan hal-hal formal, kebijakan dan prosedur tidaklah cukup. Terbukti dalam banyak hal, negosiasi justru tidak terselesaikan di meja perundingan yang sifatnya formal, tetapi justru kebalikannya.Â
Pada suasana yang lebih informal, kedua pihak dapat berbicara dengan hati yang relaks dan memanfaatkan sisi kemanusiaan pihak lainnya. Mengapa demikian? Pada dasarnya, selain hal-hal formal tadi, setiap manusia tentunya memiliki perasaan, keyakinan, keinginan maupun hasrat bahkan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi setiap langkah pengambilan keputusan yang akan dilakukannya.