Menurut James W. Vander Zanden
Konflik dianggap sebagai pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang saling berhadapan. Tujuannya untuk menetralkan, merugikan bahkan menyisihkan lawan mereka.
Jadi, dapat disimpulkan dalam interaksi manusia kerap sekali ditemukan konflik dengan penyebab yang bermacam-macam. Bagaimana tidak? Isi pikiran dan pandangan manusia antara satu sama lain jelas berbeda. Namun, sebuah konflik di perusahaan maupun di lingkungan masyarakat tidak selamanya menyeramkan.Â
Dengan penanganan yang tepat, konflik dapat menjadi pemicu perubahan dan ide dalam berinovasi bahkan hubungan kerja dapat menjadi lebih harmonis.
Latar Belakang Terjadinya Konflik
Ada dua faktor yang menjadi penyebab konflik, yaitu kemajemukan horizontal dan kemajemukan vertikal. Kemajemukan horizontal diartikan sebagai struktur majemuk di masyarakat yang dapat mengakibatkan konflik seperti perbedaan agama, ras, dan suku. Untuk kemajemukan vertikal seperti perbedaan jabatan, status sosial dan kekayaan.
Selain kedua faktor diatas, terdapat 4 kategori latar belakang terjadinya konflik berdasarkan jenis perbedaannya.
1. Perbedaan Individual
Tidak ada dua orang yang memiliki sikap, sifat, cita-cita, dan minat yang sama. Begitupun dengan perbedaan pendirian, mindset bahkan perasaan seseorang dalam masyarakat juga tidak sama. Hal tersebut kerap berpotensi menimbulkan perselisihan apabila terdapat pemikiran atau sudut pandang yang berbeda.
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan ini dapat memengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang. Tidak jarang dua orang yang berasal dari dua kebudayaan berbeda terlibat dalam konflik akibat perbedaan nilai dan cara pandang.