Mohon tunggu...
TRIYANTO
TRIYANTO Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa_Universitas Mercubuana

NIM: 55522120004 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2_Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan

15 Juni 2024   16:31 Diperbarui: 15 Juni 2024   17:03 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://life.futuregenerali.in/

1) Penyusunan sebuah Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3),

2) Pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan oleh Dirjen Pajak,

3) Pembagian kebijakan dan ketentuan penerbitan dalam penugasan pemeriksaan,

4) Pengendalian mutu dalam pelaksanaan proses pemeriksaan,

5) Alokasi dan pengelolaan sumber daya manusia pemeriksaan,

6) Percepatan dalam proses restitusi PPN dan

7) Penggunaan sarana dan prasarana dalam proses dilakukanya pemeriksaan

Sumber : Portrait of Georg Wilhelm Friedrich Hegel by Jakob Schlesinger, 1831. Source: Google Arts and Culture
Sumber : Portrait of Georg Wilhelm Friedrich Hegel by Jakob Schlesinger, 1831. Source: Google Arts and Culture

Filsuf Idealis Jerman G.W.F. Hegel mempunyai pengaruh yang luar biasa terhadap pemikiran Eropa. Kritik Hegel terhadap empirisme Pencerahan, yang dipengaruhi oleh karya Emmanuel Kant, membawanya untuk mengusulkan bahwa sejarah manusia adalah hasil dari proses dialektis dimana Spirit (Geist dalam bahasa Jerman) berjuang untuk mencapai kesadaran diri.

Hegel menyajikan dialektika sebagai struktur tiga bagian yang terdiri dari tesis, antitesis, dan sintesis. Dalam sejarah manusia, ketika status quo (tesis) ditantang oleh perkembangan atau kekuatan sejarah baru (antitesis), suatu bentuk kehidupan baru muncul dari sintesis dua tahap sebelumnya. Sintesis ini melibatkan konsep terkenal Hegel lainnya – Aufhebung, yang sering diterjemahkan sebagai “sublasi.” Dalam bahasa Jerman, Aufhebung berarti "membatalkan" dan "melestarikan". Dalam sintesis Hegel, tatanan lama keberadaan manusia tidak dihancurkan, namun juga tidak dilanjutkan dalam bentuk sebelumnya. Mereka aufgehoben, disublasi, diubah menjadi sesuatu yang lain. Dalam pengertian sejarah Hegel, sintesis umumnya menawarkan perbaikan atas situasi sebelumnya.

Metode Dialektika Hegel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun