Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Faktamorgana OCCRP

11 Januari 2025   07:34 Diperbarui: 21 Januari 2025   11:33 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak cukup sampai di situ, Ki Semar menegaskan, "Mari kita belajar dari kasus peradilan baju perang milik Sayidina Ali bin Abithalib. Kendati beliau yakin bahwa barang itu miliknya, tapi lantaran gak punya bukti dan saksi, maka beliau dengan lapang dada mengalah. Itu artinya bukti dan saksi hukumnya wajib. Itu esensi Islam, yakni keadilan. Jadi kalau ada pernyataan kejahatan sudah jelas, tapi sulit dibuktikan, itu sesuatu yang tidak logis, menyimpang dari akal sehat. Kalau tak ada bukti bagaimana mungkin bisa diklaim sudah jelas! Bukankah yang dimaksud jelas itu artinya sudah terbukti?"

"Sebetulnya OCCRP itu siapa, Ki Semar?" tanya Cak Dempul penasaran, "Kok bisa-bisanya merasa berhak merilis pemimpin terkorup di dunia?"

"Nah, mari kita kuak lebih jauh mengenai lembaga OCCRP ini!"

Sebuah informasi menyebutkan bahwa awal pembentukan OCCRP ini didanai oleh INL (Biro penegakan Hukum & Narkoba Internasional), yang merupakan salah satu bagian dari Departemen Luar Negeri USA. Tahun 2008 keterlibatan USAID diketahui setelah terjadi pertemuan dalam rangka konsultasi dengan mantan  pejabat Deplu Dave Hodgkinson, yang merupakan pejabat CIA yang bertanggung jawab mengawasi hubungan komunitas swasta dengan Inteljen AS.

Sementara itu terdapat beberapa negara Eropa yang juga terlibat dalam pembiayaan OCCRP, antara lain Inggris, Prancis, Swedia , Denmark dan Belanda. Data keterlibatan mereka tercatat di laporan tahunan OCCRP.

Negara yang menolak memberikan sumbangan adalah Jerman, setelah ada reporter dari Jerman yg tahu kalau OCCRP itu di biaya dgn skala besar dari AS.

Disinyalir mereka yang menjadi target OCCRP adalah kepala negara atau Lembaga negara yang tidak disukai Pentagon lantaran dianggap membahayakan kepentingan AS. Sebagai contoh, simak daftar laporan dari 2012 - 2024. Ada nama Bashar Al Assad yang akhirnya berhasil digulingkan oleh pemberontak. Ada Joseph, PM Malta, yang juga dijatuhkan. Berikutnya ada nama Bolsanaro, jatuh tapi kemudian mendekam di AS. Ada nama Danke Bank yang diduga menampung dana Kremlin. Parlemen Ukrania yang juga berhasil dibuat takluk agar menyetujui perang melawan Rusia. Akan tetapi, ada nama-nama seperti Nicolas Maduro, Duterte, dan Jokowi, yang sudah dibidik sejak lama tapi gagal menggulingkannya di tengah jalan. Yang hingga kini masih menjadi target tentu saja Vladimir Putin.

Apabila isu soal HAM, Demokrasi, atau soal lingkungan hidup, tidak berhasil maka digunakanlah 'senjata pamungkas', yakni isu pemimpin terkorup.

"Apa tujuan mereka melakukan itu, Ki Semar?" kejar Cak Dempul.

"Begini..." urai Ki Semar, "Ini alnalisa saya..."

OCCRP bukan lembaga resmi, hanya sejenis NGO yang berisi kumpulan oportunis. Tidak menutup kemungkinan mereka 'menerima pesanan' dari jaringan terorginisir yang ingin melanggengkan pengaruhnya di dunia, lalu menghajar pihak yang dianggap bisa mengganggu kepentingan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun