Niat jahat OCCRP dengan mencantumkan nama Jokowi adalah untuk menjerumuskan Indonesia agar terjadi revolusi berdarah. Bisa jadi seperti yang telah terjadi di Suriah.
Silakan simak pernyataan Drew Sullivan berikut ini, “Pemerintah yang korup ini melanggar hak asasi manusia, memanipulasi pemilu, menjarah sumber daya alam, dan pada akhirnya menciptakan konflik akibat ketidakstabilan yang melekat pada diri mereka. Satu-satunya masa depan mereka adalah keruntuhan yang kejam atau revolusi berdarah!"
Alhamdulillah..! Allah masih melindungi bangsa dan negara Indonesia. Jadi yang terbukti runtuh secara kejam adalah rencana jahat para pembenci. Yang berdarah-darah adalah niat jahat yang selalu menemui kegagalan.
Paparan Ki Semar membuat tiga orang semakin gusar, lalu dengan cepat membayar dan memilih kabur dari warung. Saking tergesa-gesanya beberapa kali mereka terhuyung-huyung karena saling terjegal kaki temannya.
"Benar kata leluhur," sindir Cak Dempul dengan suara sengaja dikeraskan, "Dunia ini seperti warung, tempat untuk singgah minum sejenak."
Kini Cak Otok, si pemilik warung mengajukan pertanyaan kepada Ki Semar, "Benarkah dunia ini bersifat semu dan menipu, Ki Semar, sehingga banyak orang yang tertipu?"
"Orang-orang bijak menyebut dunia ini adalah kotoran kucing yang dianggap coklat. Dunia adalah tempat permainan yang penuh jebakan. Permainan itu menyenangkan dan jebakan itu menipu."
"Semacam fatamorgana ya?"
"Betul. Apa itu fakta? Fakta itu adalah kotoran kucing. Apa itu fatamorgana? Fatamorgana itu adalah persepsi pikiran yang menyangka kotoran kucing sebagai coklat. Alat permainan dunia itu disebut persepsi, tidak lebih. Nah, hasil rilis OCCRP itu faktamorgana, yaitu taik kucing rasa coklat."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI