Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (122): Hidup Mulia

2 Januari 2025   07:11 Diperbarui: 2 Januari 2025   07:11 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Sejauh sekitar sepuluh meter di sekeiling Lintang, tampak potongan-potongan tubuh berceceran. Bau anyir darah menyeruak dan mengalir hingga membasahi mata kaki. Jangankan orang, siluman pun akan bergidik memandangnya.

***

Kebo Klebat membuka pintu lebar dan berkata, "Aku sungguh-sungguh minta maaf sama kalian. Sekarang kalian boleh pergi!"

Alya menggendong Zulaikah yang masih terlelap, dan berkata, "Kurasa kekuatan itu sebaiknya digunakan untuk kemaslahatan umat manusia!" ucap Alya, "Biarpun sudah sedikit telat, tapi kamu masih punya kesempatan untuk mempelajari hakikat hidup dan memulai hidup baru!"

Cahaya kesadaran datang. Ucapan Alya langsung merasuk ke dalam, menerangi dan menghangatkan hati yang gelap. Di dalam suara itu terkandung kekuatan yang berkuasa dan memerintah, yang tidak dapat diabaikan.

Ditatapnya Alya. "Sekali lagi aku minta maaf, dan mengharapkan kamu yang kudus ini senantiasa dapat perlindungan dari Tuhan yang maha kuasa, sehingga dapat melewati semua tahap kehidupan tanpa cela dan tanpa derita, serta terhindar dari hal-hal yang jahat di dunia ini!"

"Terima kasih! Semoga demikian juga dengan kamu. Jadilah orang baik!"

***

Keadaan berbalik lagi. Kini pasukan Benteng Nusa kembali berada di atas angin, dan mampu memukul mundur pengikut Intijiwo.

Demikianlah pula halnya dengan Ghandi. Anak itu tadinya sama sekali tidak mempunyai daya untuk lolos dari keadaan yang terus membuat ia terdesak.

"Manusia macam apa yang beraninya keroyokan!" katanya mengandung sindiran. "Menghadapi anak kecil pula!" Sindiran itu rupanya sangat berpengaruh. Buktinya mereka tidak lagi menyerang secara bersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun