***
"Ajeng, aku mau keluar dulu!" pamit Ki Panji Segoro kepada istrinya. "Ada pertemuan penting!"
Roro Ajeng yang sejak isya' tadi sudah rebahan di ranjang terpaksa bangun dan mengantar suaminya sampai di teras depan. "Cak Panji pergi sama siapa?"
"Sendirian. Nanti ketemu sama Ki Geni di 'Kebon Rojo'! Aku sudah janjian sama dia!"
Ketika Ki Panji sudah menghilang di luar pagar, Ajeng masih ingin duduk-duduk di kursi taman. Ia ingin mengusir rasa kantuknya, tapi rasa berat di kepalanya belum berkurang. Pikirannya melayang entah ke mana, sampai ia lupa sudah berapa lama duduk di taman yang sepi itu, dan baru sadar ketika ada angin bertiup ke arahnya dan kemudian tercium bau wangi yang aneh.
Ia lalu menengok ke belakang, ke pintu rumahnya yang terbuka. 'Wah nyamuk-nyamuk masuk semua nanti!' pikirnya sambil bergegas berlari kecil masuk ke dalam rumah. Ia menutup pintu dan memasang kayu pelintang.
Belum sampai langkah kakinya memasuki kamar tidur, tiba-tiba ia mendengar pintu diketuk dari luar. "Siapa?"
Tidak ada jawaban, tapi terdengar pintu diketuk lagi beberapa kali.
"Iya siapa?" tanya Ajeng dengan suara lebih keras. Ia lalu membuka pintu, "Lho, kok balik lagi? Cak Panji gak jadi ada pertemuan!"
Ki Panji berdiri di depan pintu, tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Batal pertemuannya?"