Arum sadar apabila ia memaksakan diri untuk mengejar Si Iblis Betina di kandang musuh, itu tidak hanya akan mencelakakan dirinya, tetapi juga bisa membahayakan jiwa murid-muridnya. Ia kemudian berusaha menahan diri dan mengajak murid-muridnya pergi dari situ. Itulah kearifan sikap yang ditunjukan oleh pemimpin yang masih sangat muda itu, yang tidak berpikir jangka pendek dan tidak memperturutkan emosi.
"Ha..ha..ha.., rupanya Pendekar Naga Binal itu pengecut juga!" ledek Pendekar Cebol, mencoba mencari muka di depan para seniornya.
Belakangan Arum sudah mulai kebal terhadap berbagai hinaan. Sambil terus berjalan dan tanpa menoleh dia membalas dengan berkata lantang, "Orang yang paling besar mulut biasanya justru yang paling cebol ilmunya!"
Kata-kata itu disambut tawa dari kedua belah pihak.
"Otak cebol biasanya cuma jago kandang!" sahut Mahesa. Gelak tawa kembali meledak.
Pendekar Cebol hanya meringis getir, akan tetapi tangan kirinya yang menekan pegangan tangan kursi membuat pegangan kayu itu hancur dalam genggamannya. Hal ini menandakan betapa ia sedang marah sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H