Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (75): Melabrak Kandang Macan

26 September 2024   05:11 Diperbarui: 26 September 2024   06:50 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arum senang melihat inisiatif murid-muridnya untuk mengamankan padepokan. Ia kemudian melakukan meditasi dengan menggunakan pernafasan Naga Bertapa. Ketika mendekati tengah malam, tiba-tiba ia disadarkan oleh bergeraknya daun-daun di pepohonan. Bukan bergerak oleh karena hempasan angin, melainkan karena ditimbulkan oleh seseorang yang bergerak melintas cepat sekali, tidak jauh di depan dan kemudian tanpa mengeluarkan bunyi kedua kaki sosok asing itu mendarat di genting.

Arum langsung menerjang sambil berteriak, "Mampus kau penjahat!"

Dalam keadaan tidak siap, penyusup itu segera menjatuhkan diri berjumpalitan turun ke bawah. Matanya terasa silau ketika dari tempat gelap kini berada di tempat yang amat terang.

Di bawah, si penyusup itu langsung dikepung oleh murid-murid padepokan yang keluar dari berbagai tempat persembunyian dengan menyalakan beberapa obor.

"Serahkan dia padaku!" Arum terjun dan menyerang, tapi tiba-tiba penyusup itu tertawa yang membuat bulu kuduk meremang.

"Kau sudah bosan hidup naga ingusan!" Sosok asing itu menyambut dengan serangan tongkat pada saat tubuh Arum masih melayang di udara.

Akan tetapi Arum memang sudah siap. Pedang pusaka di tangannya cepat ia putar sedemikian rupa mendahului tubuhnya sehingga serangan itu tertangkis dengan suara nyaring dan ujung tongkat telah patah.

Mereka bertarung seru sementara belasan murid mengepung dengan waspada. Penyusup itu bersenjata tongkat berwarna keemasan. Arum ingat pernah berhadapan dengan wanita itu dan waktu itu pedangnya dipatahkan oleh wanita itu. Sejak saat itu ia berlatih keras, dan untungnya sekarang ia menggunakan Pedang Pusaka Naga Nusantara.

Arum kini mengamuk hebat, "Kau Iblis Betina, tamatlah riwayatmu malam ini!" benar sekali. Musuh itu tidak lain adalah Iblis Betina.

Luar biasa benar sepak terjang Arum yang berjuluk Naga Jelita itu. Tidak mengecewakan jika dia terpilih sebagai ketua Ikatan Pendekar Jawa. Pedangnya betul-betul merupakan segunduk sinar yang membungkus tubuhnya saat terserang dan saat menyerang balik.

Sekarang kagetlah penyusup yang dijuluki Si Iblis Betina itu, tidak berani lagi tertawa dan menganggap enteng lawannya. Ternyata wanita belia yang menjadi lawannya itu bergerak sangat gesit dan serangan balasannya tidak terduga. Kemampuannya mengalami kemajuan pesat luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun