Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (57), Pertarungan Hidup Mati

4 September 2024   08:20 Diperbarui: 6 September 2024   05:02 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Tampak Topo muncul di antara tamu yang hadir. Ia melihat ke arah Ajeng, lalu menghampirinya.

"Mbak, orang itu mukanya kayak Celeng!"

"Huss..!" Asih menutup mulut anaknya sambil matanya melotot. "Ayo pulang saja kalau begitu!" Lalu dijawab oleh putrinya dengan gelengan kepala menolak.

Ketika di depan Ajeng, Topo menyampaikan rasa belasungkawa dengan tanpa rasa bersalah sedikit pun. Alya tampak gelisah dan matanya menatap Topo dengan pandangan tidak suka.

"Siapa namamu anak manis?" tanya Topo.

"Alya!"

"Wah.., nama cantik yang secantik wajahmu!" Topo menangkap ada ketakutan di wajah mungil itu, "Kenapa kok takut?"

"Ada setan!" jawab Alya sambil menuding sesuatu dibelakang Topo.

"Setan?"

"Iya, ada enam setannya!"

"Husss..! Lia..!" serbu Asih sambil menurunkan tangan putri kecilnya yang menunjuk, "Mohon maaf, Ki sanak, anak ini memang suka mengkhayal!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun