Tampak Topo muncul di antara tamu yang hadir. Ia melihat ke arah Ajeng, lalu menghampirinya.
"Mbak, orang itu mukanya kayak Celeng!"
"Huss..!" Asih menutup mulut anaknya sambil matanya melotot. "Ayo pulang saja kalau begitu!" Lalu dijawab oleh putrinya dengan gelengan kepala menolak.
Ketika di depan Ajeng, Topo menyampaikan rasa belasungkawa dengan tanpa rasa bersalah sedikit pun. Alya tampak gelisah dan matanya menatap Topo dengan pandangan tidak suka.
"Siapa namamu anak manis?" tanya Topo.
"Alya!"
"Wah.., nama cantik yang secantik wajahmu!" Topo menangkap ada ketakutan di wajah mungil itu, "Kenapa kok takut?"
"Ada setan!" jawab Alya sambil menuding sesuatu dibelakang Topo.
"Setan?"
"Iya, ada enam setannya!"
"Husss..! Lia..!" serbu Asih sambil menurunkan tangan putri kecilnya yang menunjuk, "Mohon maaf, Ki sanak, anak ini memang suka mengkhayal!"