Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (52): Menjunjung Kebenaran

29 Agustus 2024   05:42 Diperbarui: 29 Agustus 2024   11:02 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

"Meskipun kami tinggal di tengah hutan belantara, tapi kami selalu mengikuti perkembangan di luar! Anda Pendekar Kebokicak yang terkenal itu! Semua orang pasti dengar!" Ki Unggul kembali menjatuhkan diri dan berlutut di tanah. "Terimalah hormat kami Raden Kebokicak!" 'Pantas saja mereka begitu tenang!' batin Ki Unggul. 'Ketenangan yang menjadi ciri pendekar besar!'

Semua anak buahnya pun ikut berlutut di tanah. "Terimalah hormat kami!" seru mereka serempak. Mereka mengenal nama besar Pendekar Kebokicak sebagai tokoh pembela kebenaran.

"Terima kasih, Paman Unggul dan saudara-saudara semua! Maaf kami harus melanjutkan perjalanan. Permisi semuanya!" Tulus pun kembali duduk di sebelah Arum dan segera menjalankan dokarnya.

Arum beberapa kali menengok dan melihat Ki Unggul Weling dan anak buahnya masih berlutut di tanah, di kiri kanan jalan.

***

Bantuan-bantuan tenaga yang diterima oleh Dyah Ranawijaya di saat merebut kerajaan Majapahit, membuat ia terpaksa membagi-bagi daerah kepada mereka. Di antara mereka ada yang diangkat sebagai adipati-adipati dan tumenggung-tumenggung, yang lambat laun makin besar kekuasaannya dan seolah-olah menjadi raja-raja kecil. Bahkan di tingkat kademangan pun seolah berdaulat sendiri.

Sementara itu, sisa-sisa pasukan Majapahit yang melarikan diri menjelma menjadi pasukan-pasukan liar, yang selalu menciptakan gangguan keamanan terhadap pemerintahan di daerah. Seperti yang terjadi pada Ki Unggul Weling dan teman-temannya. Mereka bersembunyi di tengah hutan dan mendirikan perkumpulan yang terkenal dengan sebutan Laskar Rimba. Bagaimana pun liarnya, mereka masih tetap menghormati dan menjunjung tinggi kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun