Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (44), Hutang Nyawa Bayar Nyawa

10 Agustus 2024   06:59 Diperbarui: 10 Agustus 2024   07:05 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mpu Naga juga akhirnya dikeroyok oleh Pendekar Cambuk Dewa, Pendekar Jeliteng dan Pendekar Celurit Setan. Demi menjaga kehormatan perguruan, dengan pedang pusakanya itu Mpu Naga mengamuk hebat, bertempur mati-matian. Pedangnya merupakan benteng pertahanan yang sukar ditembus. Setiap senjata lawan yang bertemu dengan pedangnya nyaris terlempar dari pegangan pemiliknya. Tapi pertempuran yang tidak seimbang itu membuat tenaganya cepat terkuras habis, dan beberapa sabetan senjata lawan mulai melukai tubuhnya.

"Hutang nyawamu belum terbayar lunas!" ancam Cambuk Jahanam, "Sebelum semua keluargamu aku habisi!"

Mpu Naga akhirnya roboh, bermandikan darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun