Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (44), Hutang Nyawa Bayar Nyawa

10 Agustus 2024   06:59 Diperbarui: 10 Agustus 2024   07:05 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga lelaki itu belum pernah menyaksikan hal ajaib seperti itu sepanjang hidupnya, sehingga mereka melongo diliputi rasa takjub luar biasa, dan dengan sendirinya lalu melempar senjata dan bersujud di tanah.

"Mohon ampuni kami, Tuan!" kata mereka. "Ampuni kekurang ajaran kami!"

Ketika mereka bersujud, Tulus segera meraih istrinya dan membawanya pergi. Hanya dengan dua kali lompatan mereka berdua sudah lenyap dari tempat itu. Tanpa jejak.

"Ampuni kami, Tuan!" Ketika ketiga lelaki itu mengangkat muka alangkah terkejutnya mereka, karena tempat di mana kedua makhluk tadi berdiri kini telah kosong.

"Mereka jelas bukan manusia!" gumam si rambut gimbal ngeri.

"Atau mungkin manusia setengah siluman!"

"Atau manusia setengah dewa!"

Tubuhnya yang berada dalam gendongan Tulus terasa bagai terbang melawan hempasan angin. Ia menatap wajah suaminya dengan penuh rasa kagum, dan kemudian menempelkan wajahnya ke dada bidang dan kokoh itu. 'Ah.., Kanda..! Kamu laksana manusia setengah dewa!'

***

Puluhan prajurit dipimpin langsung Ki Demang Wiryo melabrak Padepokan Benteng Naga. Di barisan depan, di sebelah Ki Demang berjejer Pendekar Celurit Setan, Pendekar Jeliteng Macan Kumbang, Ki Geni, Ki Gong, Panji Segoro yang diangkat menjadi Kabuyutan menggantikan Raden Kusno, dan seorang laki-laki gagah perkasa yang barusia lima puluh tahun lebih, bersenjatakan rantai baja. Ia adalah Pendekar Cambuk Jahanam, kakak seperguruan Pendekar Golok Dewa dan Ki Rojowojo yang sudah lebih dulu pergi ke alam baka.

Jauh hari Mpu Naga sudah punya firasat bahwa hal itu pasti akan terjadi. Itulah mengapa ia segera menikahkan putrinya dengan Tulus dan mewariskan seluruh hartanya kepada mereka berdua. Tapi ia tidak menyangkah pembalasan dendam Ki Demang Wiryo akan secepat itu. Ia kini berdiri menghadapi barisan musuh dengan membawa sebilah pedang pusaka karya terbaiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun