Dengan mempelajari berbagai informasi dari google, aku menemukan bus jurusan Purwakarta yang berangkat malam itu juga. Ya, memang harus repot gara-gara menghindari swap. Aku membeli roti. Sengaja hanya makan roti, karena tidak mau terlalu kenyang jika sedang dalam perjalanan.
Begitu menemukan bus, aku bergegas naik dan memilih tempat duduk di tengah, yang nyaman untuk tidur. Badan yang letih dengan cepat mengantarku menuju dunia mimpi.
Terjaga setelah terjadi guncangan, aku kaget karena di kursi sampingku sudah diduduki seorang gadis. Berarti tidurku tadi cukup pulas sehingga tidak menyadari itu. Padahal sebelum duduk dia mestinya menyenggol kakiku, karena jarak antara kursi belakang dengan kursi depan sangat pendek. Berarti tidurku lumayan pulas.
Aku mencuri-curi lirikan ke arahnya. Dia sedang susah payah merapikan rambut, lalu dengan tangannya sibuk mengusap keringat di mukanya dengan tissue dan kembali mengenakan masker. Sempat terlihat wajahnya yang cantik. Kulitnya kuning langsat, mendekati pucat. Baju hem ketat gaya modern berwarna ungu. Di celana levisnya terdapat robekan di bagian lutut.
Jelas mencerminkan seorang perempuan kekinian kelas menengah. Aku perkirakan dia seorang karyawan mall di bagian kosmetik atau karyawan salon kecantikan.
"Turun mana, Mbak?" tanyaku, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas itu.
"Banjarnegara, Kak!"
"Kok malam-malam pergi sendirian? Pulang kerja?"
"Iya! Mau pulang kampung. Kebetulan besok libur!"
"Kerja di mana?"
"Di apotik ...!" jawabnya sambil menyebut nama sebuah apotik terkenal.