Aneh! Orang kampung sini kok datang bawa mobil? Aku mencoba menemukan apa alasan yang kira-kira masuk akal. Tapi tidak berhasil. Mungkin sambil mau manaskan mesin mobil. Bisa jadi.
"Liburan?" Ia tampak tidak serius bertanya.
"Olah raga, Mbak. Iya sih sekalian liburan, refreshing!" Aku perhatikan gadis desa itu sangat menarik. Kulitnya bersih. Wajahnya tanpa riasan, cantik alami. Rambutnya yang panjang hanya diikat biasa. Pakaiannya yang dipadu dengan celana selutut sudah tampak modern. Barangkali dia sering ke kota, sehingga bisa berpenampilan layaknya gadis kuliahan yang sedang tamasya.
Sambil mencari bahan pertanyaan, aku berlagak membersihkan tanah liat yang menempel di alas sepatu. Aha! "Mbak hanya berdua sama bapak?"
Ia tersenyum kecil. Dengan lesung pipit yang manis. "He..he.., dia suami saya!"
"Suami? Eh maaf!" Kepalaku seperti terjeduk kayu tiang joglo. Ada sedikit cemburu. "Soalnya aku pikir mbak masih sangat muda. Gak nyangka sudah menikah. Malah tadi aku pikir masih SMA!"
"Masak? Saya sudah selesai kuliah lho!"
"Benarkah?" Gadis itu mengaku dari kampung terdekat, mengaku sudah menikah, dan kini mengaku sudah selesai kuliah. 'Kamu pikir bisa dengan mudah membohongiku. Kamu belum tahu sedang berhadapan dengan siapa! Aku detektif kampung. He..he..' "Sarjana apa?"
"Sastra Inggris!"
'Hm, makananku! Akan aku bongkar kedokmu!' "So I'm completely sure that you can speak English well?" sahutku.
"Not well enough!" jawabnya merendah, "Here I don't have partner to make conversation in English, so I am afraid that my skill will be decrease by the day!"