"Kali ini aku benar-benar takluk. Boleh kubuka amplop  ini sekarang?" tanyaku sambil mengeluarkan amplop dari  saku baju.
Dia mengangguk sambil tersenyum lebar.
"Boleh!"
"Tidak kau periksa dulu?"
"Tidak usah! Aku percaya padamu, kawan!"
"Baiklah. Akan kebuka sekarang!"
Kusobek amplop itu dengan gerakan yang sedikit  tergesa-gesa, lalu kutari ke lua selembar kertas  .
    Perlahan-lahan, dengan tangan agak bergetar, kubuka lipatan kertas itu. Kertasnya benar-benar terlalu lebar sedangkan tulisannya cuma sedikit di tengah-tengah kertas.
Perlahan-lahan  mataku  menyapu  tulisan  tangan  Santoso di tengah-tengah kertas.
  Â
AKU INGIN DENGAN USAHAKU INI, SUATU KETIKA NANTI NAMAKU DIMASUKKAN KE DALAM BUKU TENTANG REKOR-REKOR ANEH SEDUNIA.