"Boleh!" kata Citra. "Aku memang sudah menduga, ke mana lagi engkau mau pergi kalau bukan ke tempat kesukaanmu. Warung ice-cream!"
"Kau kan juga suka, sayang!" kata Wahyu.
"Huh, setelah tahu akan dibelikan ice-cream, panggil sayang segala! Coba tidak, memanggil adik saja mungkin tidak mau!"
Wahyu tersenyum lebar. Hatinya gembira sekali hari itu. Dunia terasa indah dan menyenangkan, belum lagi ditambah oleh bayangan ice-cream, satu-satunya makanan ringan yang paling digemarinya.
Di Pelangi Ice-Cream.
Separuh dari meja di tempat penjualan ice-cream itu terisi. Salah satu di antaranya ditempati oleh Wahyu dan Citra. Tidak seperti meja lainnya, di meja mereka ada empat piring ice-cream. Padahal orangnya cuma dua.
"Kau tidak malu dilihat orang lain?" bisik Citra. "Orangnya cuma dua tetapi ice-creamnya empat piring!"
"Kenapa harus malu?" balas Wahyu. "Ini kan uangku sendiri!"
"Uangku!" Citra membetulkan ucapan pacarnya.
"Eh ya, uangmu!" kata Wahyu tanpa sedikit pun menunjukkan rasa bersalah.
"Ayo cepat habiskan ice-creammu!" kata Citra kemudian.