Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Jangan Mengukir Pelangi, Sayang!

25 Februari 2021   13:38 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:41 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://paintingandframe.com/prints/vladimir_kush_the_rainbow-78384.html

"Diberi Ayah!"

"Untuk?"

"Tentu saja untukku!" jawab Citra.

"Ya, aku tahu uang itu untukmu tetapi yang kumaksud, ayahmu memberi uang seratus ribu untuk keperluan apa!"

"Kemarin aku bilang sama ayah, hari ini ada film bagus dan aku sudah janji untuk mentraktir empat teman. Jadi aku minta uang pada ayah seratus ribu!"

"Kau berbohong pada ayahmu!" kata Wahyu.

"Kau kan bisa kuanggap sebagai empat orang teman!" kata Citra sambil tertawa nakal. "Jatah ice-cream untuk empat anak bisa kau habiskan sendiri. Jadi tidak salah kalau aku katakan hendak mentraktir empat teman, bukan? Aku tidak pernah berbohong selama ini!"

Wahyu menggaruk-garuk kepalanya.

"Kau memang anak pintar," kata Wahyu akhirnya. "Kau mau traktir aku apa sekarang?"

"Terserah, kau mau apa, boleh! Asal tidak lebih dari seratus ribu!"

"Bagaimana kalau ke tempat ice-cream?" usul Wahyu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun