Romo berhenti sejenak, mengusap keningnya yang entah sejak kapan dipenuhi bintik-bintik keringat kecil.
"Dan jangan sampai melakukannya lagi. Dosa yang dilakukan sudah cukup anakku. Tidak perlu ditambah lagi!"
"Tetapi aku membutuhkan pengampunan bagi itu semua, Romo!" Titis akhirnya bisa berkata lagi.
"Tuhan Mahapengampun. Tak ada kesalahan yang tidak bisa diampuni oleh diriNya. Tak ada dosa yang terlalu besar di hadapanNya. Tak ada kesalahan terlalu berat bagi diriNya. Kau percaya ini, anakku?"
Titis mengangguk pelan.
"Anggukan kepalamu adalah jaminan ampunan dariNya! Dia telah mengampuni dirimu bersamaan dengan rasa percayamu bahwa Dia Mahapengampun."
Romo Paulus tersenyum.
"Kau ingin berdoa sekarang, nak?" tanya Romo.
Titis mengangguk.
     "Tetapi saya tidak bisa berdoa, Romo!" jawab Titis.
"Doa bisa dipelajari, anakku, tetapi keyakinan dan iman, tidak! Kau mau kuajari berdoa?"