Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Berdamai dengan Dosa

16 Februari 2021   07:47 Diperbarui: 16 Februari 2021   07:54 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Untuk bertobat tidak membutuhkan cara, anakku! Tobat cuma membutuhkan niat. Lebih dari itu tidak ada. Tidak pernahkah engkau selama ini berniat untuk bertobat, untuk mengakui kesalahanmu dan kemudian mencoba melupakannya?"

"Saya telah mencoba melupakannya tetapi saya tidak berhasil, Romo!"

Romo Paulus tersenyum.

"Kalau seseorang dengan mudah bisa melupakan dosa dan kesalahan mungkin di dunia ini tidak ada kerisauan, anakku! Makin engkau mencoba melupakan sebuah kesalahan makin kesalahan itu tergambar jelas di depanmu! Tidak perlu mencoba melupakan atau menghilangkan kesalahan, anakku! Sungguh-sungguh tidak perlu!"

"Lalu ... lalu apa yang harus saya lakukan, Romo? Saya sudah tidak tahan keadaan ini! Batas kemampuan saya untuk menahan ini sudah sampai pada batasnya! Mungkin saya akan ...!"

Romo Paulus mengangkat tangannya.

"Tidak usah engkau teruskan, anakku! Aku tahu apa yang engkau maksudkan. Kapan semua itu terjadi anakku?"

"Tiga belas tahun yang lalu, Romo!" jawab Titis cepat.

"Tiga belas tahun yang lalu?" gumam Romo pelan, sepertinya sepertinya cuma ditujukan pada dirinya. "Jadi sudah tiga belas tahun ini engkau tersiksa oleh rasa bersalahmu?"

Titis mengangguk.

Romo Paulus membuat tanda salib sambil menunduk dalam. Tiga belas tahun disiksa oleh perasaan berdosa bukan hal yang main-main. Wanita mana yang tahan selama tiga belas tahun bergulat dengan rasa bersalah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun