Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Sebuah Penculikan

11 Desember 2020   12:51 Diperbarui: 11 Desember 2020   13:18 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mobil melonjak ke depan. Derum mesinnya seperti derum mesin jet. Lampu belakang mobil Dr. Wahyudi mulai terlihat jelas lagi.

"Apa perlu kita lewati dia?" tanyanya lagi.

"Terserah kau!" temannya menjawab.

Mobil DR. Wahyudi semakin jelas bentuknya. Ketika benar-benar dekat, agen pengemudi membatalkan mendahului mobil itu. Tampaknya ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Tetapi pembatalan itu hanya sejenak, karena sesaat kemudian mobilnya melesat mendahului mobil Dr. Wahyudi.

"Kau melihat sesuatu yang tidak wajar?" tanya agen yang mengemudikan mobil dengan suara tegang.

Temannya mengangguk. Wajahnya juga berubah tegang. Apakah keinginan mereka sekarang menjadi kenyataan? Sebuah penculikan!

Ikutnya sang pelayan sebenarnya sudah menimbulkan kecurigaan tetapi masih bisa dimaklumi. Sekarang situasi itu bukan lagi sekedar kecurigaan. Dalam mobil itu ada empat orang. Dua di depan, dua di belakang. Si pengemudi tentunya bukan Dr. Wahyudi. Yang seorang si pelayan, atau mungkin orang yang selama ini mereka anggap sebagai pelayan, sementara pelayan yang asli entah bagaimana nasibnya.

Isyarat bahaya sudah mereka kirimkan. Secara otomatis semua unit keamanan akan mengetahui dimana mereka berada. Isyarat siaga satu yang mereka kirimkan otomatis berarti keadaan darurat.

"Kita akan berhenti dan mencegat mereka atau terus berjalan sambil menunggu instruksi dari pusat?" tanya si pengemudi.

"Terus saja!" rekannya menjawab singkat. "Tetapi kau harus mengatur jarak antara kita dengan mereka. Jangan terlalu dekat, tetapi juga jangan terlalu jauh. Kita  harus melihat isyarat mereka kalau hendak berbelok."

Yang diberi nasehat mengangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun