Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Sebuah Penculikan

11 Desember 2020   12:51 Diperbarui: 11 Desember 2020   13:18 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hidupkan mesin mobilmu, kawan! Doktor kita ini sering ngebut! Aku tidak ingin kena semprot karena kehilangan jejaknya!"

Temannya mengiakan sambil menyalakan mesin mobil. Mesin memberi respon baik sekali. Langsung hidup, bergetar lembut tetapi penuh tenaga. Mesin 3000 cc mobil ini memang memberi jaminan seperti itu. Sanggup berlari sampai dengan kecepatan 300 km per jam. Hampir tidak bedanya dengan mesin mobil balap tetapi dimodifikasi khusus sehingga mudah dikendalikan di jalan raya.

Mobil mulai berbelok dan maju ke depan. Pelayan yang membuka pintu menutup pintu dengan cepat dan ikut naik ke atas mobil.

"Sejak kapan sang pelayan biasa diajak?" salah seorang agen itu bertanya pada rekannya.

Yang ditanya menggeleng.

"Mungkin pelayan itu cuma menumpang. Pelayan pun kan perlu hiburan! Siapa tahu si pelayan juga punya pacar dan sekarang ikut apel?"

Mobil Dr. Wahyudi mulai meluncur. Cepat! Seperti yang dperbiincangkan tadi, Dr. Wahyudi suka sekali ngebut.

"Bah, kalau mobil kita bukan bermesin seperti ini, aku jamin kita akan sering mendapat teguran. Tampaknya Doktor kita ini belum pernah merasakan akibat jelek dari kesukaan mengebutnya itu. Kalau pernah menabrak pohon, umpamanya, mungkin kebiasaan buruknya berkurang."

Lampu mobil Dr. Wahyudi semakin menjauh.

"Ayo lebih cepat sedikit, kalau perlu kita tempel mobil itu. Kalau seperti ini mustahil mobil kita bisa menyusulnya!"

"Jangan khawatir, kawan!" jawab agen yang mengemudi. "Akan kupepet persis tepat di belakang lampu belakangnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun