Sebuah Penculikan
Tri Budhi Sastrio
Ada banyak jalan untuk mencapai tujuan,
Ada yang jelek, ada yang baik.
Tapi juga ada yang setengah baik setengah jelek.
Kondisi inilah yang paling banyak kita hadapi!
Â
Pusat Kontrol Pengendalian Stasiun Bumi nomer 03 baru saja selesai dibangun sekitar tiga bulan yang lalu. Arsiteknya seorang jenius muda. Karyanya memenangkan sayembara yang diadakan oleh Pusat Pengembangan Antariksa Indonesia. Dia sendiri langsung ditarik sebagai salah seorang staf Penasehat Direktur Operasi Pusat Pengembangan Antariksa Indonesia. Langkah ini memang termasuk dalam prosedur pengamanan.
Adalah tidak benar membiarkan seseorang yang karyanya dijadikan proyek penting tetap berada di luar. Orang ini mengetahui dengan pasti rincian rencana gedung yang telah dibangun. Membiarkan dia tetap di luar jelas merupakan titik lemah yang bisa saja kelak berubah menjadi titik pangkal terjadinya bencana.
Meskipun Indonesia berada pada tingkatan yang mengharuskan semua negara memperhitungkannya, tetapi tetap saja kewaspadaan mendapat prioritas utama. Semua bangunan proyek penting tetap dijadikan rahasia negara. Semua negara yang tidak senang dengan kemajuan Indonesia bisa menggunakan kelemahan bangunan penting untuk kepentingan mereka jika kelemahan tersebut berhasil dikuasai.
Itulah sebabnya seluruh rahasia dan kelemahan-kelemahan bangunan proyek penting yang mungkin ada dicoba diamankan secermat mungkin. Salah satu kelemahan penting tentu saja adalah faktor manusia. Dari mana lagi sebuah negara bisa mendapatkan rahasia penting kalau tidak dari orang-orang yang terlibat langsung atau tidak langsung dengan rahasia itu sendiri?
Dr. Wahyudi, sang arsitek perancang yang usianya baru menginjak 29 tahun, mendapat pengawalan hampir dua puluh empat jam penuh. Tentu saja sebagian dilakukan secara rahasia, sebagian lagi dilakukan dengan berterang. Keketatan pengawalannya mungkin cuma kalah dengan keketatan pengawalan terhadap Direktur Utama Proyek, Doktor Sanroso.
Hari itu seperti biasanya  Dr. Wahyudi pulang kerja pukul lima sore. Kalau tidak ada sesuatu yang penting, dia yang mendapat tugas sebagai perancang tempat pemukiman tetap di Antariksa memang selalu pulang tepat waktu. Disiplin kerja yang tertempa sejak masih mahasiswa dulu terus mewarnai seluruh gerak hidup dalam tugas barunya.
Sehabis mandi dan beristirahat sejenak, sekitar pukul setengah tujuh  Dr. Wahyudi biasanya pergi mengunjungi pacarnya, seorang mahasiswi hukum tingkat akhir. Wanita ini juga tidak luput dari pemeriksaan, meskipun dilakukan secara diam-diam. Dua agen rahasia ditugaskan mengawasi semua gerak-geriknya. Sudah bukan merupakan rahasia lagi, seorang kekasih mampu membuat orang yang paling setia menjadi seorang pengkhianat.
Dua agen membayangi mobil Dr. Wahyudi dari kejauhan. Sejam sebelumnya rumah doctor ini telah mendapat pemeriksaan rutin dan dinyatakan aman. Kalau belum ada kabar dari agen pemeriksa rumah, Dr. Wahyudi seberapa mungkin akan ditahan di tempat kerja. Caranya bisa bermacam-macam. Dipanggil Direktur Utama, diminta menunggu sebentar karena ada kiriman telex rahasia dari Jakarta, atau cara yang lainnya. Pokoknya, pihak keamanan akan melakukan apa saja demi keamanan seluruh proyek.
Mobil Dr. Wahyudi sudah masuk ke garasi. Dua agen pengawal berhenti setelah melewati rumah itu. Mereka menunggu di mobil. Tugas mereka adalah sampai Dr. Wahyudi kembali dari rumah pacarnya nanti malam. Kemudian dua rekan mereka akan menggantikan menjaga sekitar rumah sampai besok pagi.