Benar-benar tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk ini semua. Puluhan tenaga agen rahasia terlibat tetapi dibandingkan dengan keamanan proyek penting dan rahasia keadaan ini masih dapat diterima. Kerugian akan jauh lebih besar lagi kalau karena sayang mengeluarkan biaya pengamanan, keamanan proyek secara keseluruhan dikorbankan.
Stasiun Bumi No. 03 bertanggung jawab memonitor, menganalisis, memberi perintah, dan masih banyak lagi tugas lainnya yang berhubungan dengan tiga pemukiman tetap para ilmuwan di angkasa luar. Indonesia ketika itu mempunyai sembilan stasiun pemukiman tetap. Tiga diantaranya ditangani oleh Stasiun Bumi No. 03. Jadi dapat dibayangkan betapa penting peran stasiun Bumi No. 03.
Lalu bagaimana kalau Stasiun Bumi No. 03 rusak atau tidak berfungsi optimal? Apakah tugasnya bisa diambil alih oleh Stasiun Bumi No 01 dan Stasiun Bumi No 02? Ternyata tidak. Secara teoritis, hal ini memang dimungkinkan. Tetapi secara praktek dibutuhkan waktu kurang lebih seminggu, serta penambahan beberapa peralatan khusus sebelum hal itu dapat dilakukan. Selama seminggu persiapan, hubungan akan terputus sama sekali dengan tiga tempat pemukiman Antariksa itu.
Dapat dibayangkan betapa mudah merampok tiga tempat pemukiman itu. Sebuah pesawat angkasa modern, lengkap dengan kemampuan tempurnya, akan dengan mudah menguasai tempat pemukimam dengan kondisi seperti itu. Seluruh rahasia penting akan jatuh ke tangan si perampok. Indonesia tidak akan pernah tahu siapa yang melakukan. Meskipun kecurigaan dan perkiraan bisa diasumsikan tetapi tanpa bukti konkrit Indonesia tidak bisa menuduh sebuah negara sebagai pelakunya. Mereka bukan saja akan menyangkal malahan akan berbalik memojokkan.
Di samping itu ilmuwan berotak semerlang yang dimiliki akan mati sia-sia. Perampok-perampok angkasa tidak akan membiarkan seorang saksi pun tetap hidup. Tempat pemukiman juga akan dihancurkan setelah seluruh isinya dikuras.
Tidak mengherankan kalau untuk biaya pengamanan disediakan anggaran yang besar sekali. Proyek-proyek penting Antariksa harus dijaga seketat mungkin. Dari pegawai terendah sampai pegawai tertinggi, harus diawasi terus menerus siang dan malam.
"Kadang-kadang aku pikir tugas kita ini membosankan meskipun penting!" salah seorang dari agen itu berbicara pada temannya sambil menyalakan rokok.
Temannya tersenyum.
"Meskipun membosankan asal imbalan yang diterima cukup, kukira masih layak dikerjakan. Eh, pernah tidak engkau mengharapkan sesuatu terjadi agar tugas tidak terasa menjemukan?"
"Maksudmu?" tanya yang pertama tadi. "Kau ingin Dr. Wahyudi mengalami sesuatu sehingga kita mendapat selingan. Begitu?"
Yang ditanya mengangguk.