Dermawan      : Begini bu, saya merasa tersentuh tiap mendengar ceramah ibu tentang, bahwa kita harus melakukan kebajikan. Dan kali ini saya ingin berbagi dari sebagian harta saya untuk pembangunan rumah ibadah bu. Walaupun jumlahnya tidak banyak, saya harap ini bisa berguna bu, ( sambil menyerahkan uang)
Ahli Agama     : saya bersyukur masih ada jiwa-jiwa penolong seperti ibu, saya pastikan uang ini akan akan sangat berguna bagi sarana prasarana rumah ibadah.
Dermawan      : Syukur kalo begitu, kalau begitu saya pamit dulu bu. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Ahli Agama     : baik bu, saya juga mengucapkan terima kasih juga atas kebaikan ibu.
Dermawan meninggalkan panggung, tertinggal ahli agama di panggung dan music berubah menjadi tegang
Ahli agama      : Dasar orang-orang bodoh!, dengan modal topeng ini saya bisa mengelabui mereka. Persetan dengan kebaikan dan kebajikan. Memangnya saya tak butuh makan, saya juga ingin merasakan nikmatnya dunia. Apa saya salah? Hah!
Saya harus tetap mempertahankan topeng saya ini, dengan berpura-pura seperti ini, pundi-pundi harta saya akan bertambah banyak. dan mereka akan terus beranggapan bahwa saya adalah orang yang suci dan terus-menerus akan menuruti apa yang saya katakan.. hahahaha (berkata dengan nada licik)
Black out
Lalu di tengah panggung sudah ada sosok penyadar duduk sambil tertawa terpingkal-pingkal
Penyadar       : Hahahah…hahaha, betapa lucunya negeri ini. Kalian lihat bagaima mereka menyebut dirinya sebagai panutan, sebagai penegak, sebagai penyebar kebajikan!  Cuehhhh!!! Lihat saja ketika matanya melihat uang, dengan bangga kebenaran yang mereka tegakkan mereka hancurkan oleh liciknya pemikiran. Dan mereka bangga dengan hasil yang mereka dapatkan dari perbuatannya itu. Apa mereka tidak berpikir bahwasanya Tuhan selalu ada untuk melihat umatnya, atau memang mereka tidak menganggap bahwa Tuhan itu ada, hingga hati mereka dibutakan oleh uang. Biadab!
Black out