Mohon tunggu...
Tria saputri simamora
Tria saputri simamora Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Karena semua ruang memiliki kisah, maka mencoba merawat semua melalui tulisan. Bagi yang mau beri saran dan kritik dapat email ke triasimamora5@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cermin Kehidupan

22 Oktober 2016   10:50 Diperbarui: 31 Oktober 2016   13:54 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemuda 2            : udah lah, itu mah gak penting kita bahas, yang penting sekarang adalah kita mau ngapain dengan uang itu? ( dengan nada licik )

Pemuda 4            : yaaaa kita pakai buat happy-happy lah.. hahaha

Pemuda 3            : cakep tuh, ayolah langsung..

Lalu mereka semua keluar panggung. Black out

Black in

Masuklah orang gila dengan wajah kemarahan, diiringi lagu “darah juang”

Orang gila            : Gila..biadab.. kalian lihat bagaimana laku orang-orang itu. Mereka berlaku dengan bebas, mereka berlaku dengan buas. Orang yang seharusnya menjadi pendidik moral etika kaum muda, tapi apa yang dia lakukan? Dia malah menjilat kemaluan muridnya sendiri. Apa pantas dirinya disebut guru? Laknat!

Arghh, dan ini yang paling parah, lihatlah..kalian lihatlah, laku-laku dari pemuda pemudi yang akan menjadi tonggak majunya bangsa ini. Pemuda-pemuda yang hanya mengedepankan keegoisan akan kenikmatan harta, mereka dengan lantang berteriak mengaku dirinya adalah kaum intelektualitas tetapi sikap mereka bak hewan sikat ambil hak orang, jiwa mereka ringsek terongok bak rongsokkan! dimana mereka taruh semangat pemuda itu? 

(music mengalun pelan diringi lagu “SYUKUR”, orang gila dengan mimic dan gesture tubuh sedang berdoa)

Ya Tuhan, apakah ini adalah cerminan di tiap kehidupan? dimana mereka Tuhan?

aku benar-benar merindukan saat suara kami adalah suara kebenaran, bukan suara yang diselimuti kemunafikan, bukan suara perpecahan. Tangisku tidak mampu membendung kondisi yang sudah hina ini, tetapi aku percaya ,aku yakin semangat itu masih ada, masih tersimpan didalam hati kami semua. Jangan biarkan kami saling menista dan yang lain gila. BLACK OUT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun