Mohon tunggu...
Tria saputri simamora
Tria saputri simamora Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Karena semua ruang memiliki kisah, maka mencoba merawat semua melalui tulisan. Bagi yang mau beri saran dan kritik dapat email ke triasimamora5@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cermin Kehidupan

22 Oktober 2016   10:50 Diperbarui: 31 Oktober 2016   13:54 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ide cerita

Menceritakan gambaran cerminan manusia di setiap lini kehidupan, dimana banyak ditemukan orang-orang yang seharusnya sanggup  memimpin, mengayomi, membawa perubahan-perubahan besar malah melakukan hal-hal sebaliknya. Mereka asik melakukan aksi jahat  mereka untuk kepentingan pribadi.

Perwatakan Aktor

Penyadar             :  Penampilan urak-urakan, umur 40 tahun. Hidup sendiri, tinggal dijalanan

Ahli hukum         : umur 40 tahun. Berpendidikan cerdas, bijaksana, tegas, licik, curang.

Client Hukum     : umur 35 tahun, orang kaya, licik.

Ahli  agama         : Wanita, umur 40 tahun, bijaksana, munafik

Dermawan          : Wanita, 35 tahun, orang sederhana, taat beribadah.

Guru                      : Laki-laki, 35 tahun, cabul, berpikir cerdas, licik

Murid                    : Pelajar perempuan, lugu, sopan

Mahasiswa         : Mahasiswa, pemabuk, licik

Judul Naskah

CERMIN KEHIDUPAN

Ditengah panggung perlahan - lahan lighting menyala dan diiringi music, ditengah panggung sudah ada laki-laki dengan pakaian compang-camping, wajah kumal, dengan wajah tenangnya tidur diatas Koran. Lalu terbangun

Penyadar             : Hoaammmm, segarnya tidur hari ini, layaknya tidur dihotel (lalu melihat sekitar dengan wajah heran) oiya, saya baru ingat saya kan hari ini ada pidato dengan para menteri dan seluruh rakyat! Maklum saya adalah orang paling penting di negeri ini. Apa? Apa? Saya gila? Hahaha enak saja kamu, jelas-jelas saya orang paling waras dari kalian semua (dengan nada yang meyakinkan) arrgghhh, kenapa saya jadi meladeni orang-orang gila seperti kalian, mending saya berlatih pidato untuk nanti..

Ehem..ehem…tes..tes, pertama-tama

Yth wakil presiden saya yang tak tau diri

Yth para pembantu saya ibu/bpk menteri yang tak berpusat

Yth anggota DPR dan MPR yang tak berprikemanusiaan, dan tak beradab serta,

Untuk semua pejabat Negara yang lintah darat

Terima kasih yang sebesar-besarnya yang sebenarnya tak perlu saya ucapkan atas Kehadiran Bapak/Ibu karena sudah jelas sekali, kinerja kalian semua sudah mencapai tujuan kita dalam membangun negeri ini, sebab seperti yang kita ketahui bersama kejujuran di negara kita ini sudah semakin merajalela dan peningkatan korupsi kolusi nepotisme sangat dirasakan mulai menghilang di tubuh para generasi muda kita, kalau keadaan ini kita biarkan terus menerus maka dikhawatirkan akan mengakibatkan bangsa kita semakin berkembang dan maju, dan akhirnya tujuan kita tidak akan terwujud. Ini tidak boleh terjadi!

Maka dari itu saya mengajak para bapak/ibu para bangsat yang duduk di dewan terhormat, lho?? Kenapa dengan kata2 bangsat?? Kenapa Heran, bukankah kata-kata itu sudah wajar di negeri ini, justru kata ini harus kita populerkan demi mewujudkan negara yang tidak bermartabat seperti cita-cita kita bersama, bukan begitu bangsat?? Huahaaa...... perlu rasanya saya acungkan jempol untuk Bapak/Ibu anggota Dewan Perwakilan Rakyat sebagai perwakilan rakyat yang telah bekerjasama untuk menghabiskan uang rakyat, kalau perlu buat banyak banyak buat sidang yang tak perlu biar bisa makan uang rakyat semakin buanyaakkk . . . (melakukan gaya seperti anjing).Dan jangan lupa bawa guling,gitar, dan wanita2 waktu sidang soal rakyat, setujuh bangsad huahaaa . . . .

(tiba-tiba raut wajahnya mulai serius)

Apa yang kalian saksikan ini adalah cerminan para manusia yang saling menista dan yang lain gila.. kenistaan menjadi sesuatu yang wajar dan kegilaan menjadi watak semua orang, kecuali saya..hahaha

Bangsat!!...bangsat!! (sambil berjalan meninggalkan panggung) Black out

Black in

Dipanggung sudah ada meja dan kursi layaknya dalam sebuah ruangan kantor

Ahli hukum         : Kalian tahu saya adalah orang-orang yang dilahirkan untuk menguatkan kebenaran, berani mengungkap sesuatu bila yang dinyatakan tidak benar! Yaa..bila salah saya katakan salah..bila benar saya katakan benar.

Kejujuran adalah dasar utama yang saya pegang. Tanpa kejujuran artinya mengotori kesucian hukum. Kekuasaan yang saya miliki adalah kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan   Black out

Black in

Dipanggung sudah ada ahli hukum dan seorang client hukum yang sedang duduk bersama, mereka tampak sedang bicar-bicara santai

Client                    : hhhhmmm, bagaimana bu? saya bisa kan memenangkan kasus ini?

Ahli hukum         : Saya rasa anda akan mendapatkan jawabannya di pengadilan nanti.  

Client                    : ohh..ohh saya mengerti. Anda tak perlu khawatir! Tenang..tenang saya sudah siapkan semua. (sambil mengeluarkan sejumlah uang) ini..ini sengaja saya siapkan untuk anda. Tenang saja, ini bukan artinya saya membayar anda, anggap saja ini hadiah dari kerja keras anda dalam membantu saya.

Ahli hukum         : hhhmmm, yah jika ini adalah pemberian maka saya tak bisa menolak. jika begini segala urusan saya pastikan akan berjalan lancar hahaha

Lalu mereka bersalaman dan akhirnya client pun meninggalkan ahli hukum, lalu tinggallah ahli hukum.

Ahli hukum         : Kau tahu apa yang paling mengasyikkan dalam pekerjaan ini, aku dengan bebas dapat membodoh-bodohi mereka. Hahaha. Ku buat mereka seolah-olah terpojok dengan kesalahan yang mereka buat, lalu mereka ketakutan,  dan yang paling lucunya mereka akan datang padaku dengan wajah bodoh mereka, dan akhirnya uang yang akan menentukan. Yang bodoh semakin bodoh dan yang pintar akan merasa bodoh, karena mereka telah tertipu dengan kelicikanku. Hahahaha… Black out

Black in

Dipanggung sudah ada seorang wanita dengan pakaian sopan dan berbicara dengan bersahaja

AHLI AGAMA                     :  Hadirin-hadirin yang terhormat..

Mari kita panjatkan syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas RahmatNya kita masih dapat merasakan nikmatNya. Sebelumnya ijinkan saya untuk menyampaikan salam kebahagiaan. Sebagai orang yang beragama yang baik, sudah seharusnya kita berbuat kebaikan baik berupa harta, ilmu, dan tenaga.Sejatinya manusia adalah tak pernah hidup sendiri, orang kaya membutuhkan orang miskin, orang bodoh membutuhkan orang cerdas. Berbuat kebajikan harus kita junjung tinggi-tinggi. Karena dengan begitu kita menjalankan kewajiban kita sebagai orang yang beragama. Black Out

Black In

Suasana panggung terdapat kursi dan meja, ditengah panggung ahli agama dan seorang dermawan.

Ahli Agama         : Apa maksud dari kehadiran anda disini? Apa ada yang bisa saya bantu?

Dermawan          : Begini bu, saya merasa tersentuh tiap mendengar ceramah ibu tentang, bahwa kita harus melakukan kebajikan. Dan kali ini saya ingin berbagi dari sebagian harta saya untuk pembangunan rumah ibadah bu. Walaupun jumlahnya tidak banyak, saya harap ini bisa berguna bu, ( sambil menyerahkan uang)

Ahli Agama         : saya bersyukur masih ada jiwa-jiwa penolong seperti ibu, saya pastikan uang ini akan akan sangat berguna bagi sarana prasarana rumah ibadah.

Dermawan          : Syukur kalo begitu, kalau begitu saya pamit dulu bu. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

Ahli Agama         : baik bu, saya juga mengucapkan terima kasih juga atas kebaikan ibu.

Dermawan meninggalkan panggung, tertinggal ahli agama di panggung dan music berubah menjadi tegang

Ahli agama          : Dasar orang-orang bodoh!, dengan modal topeng ini saya bisa mengelabui mereka. Persetan dengan kebaikan dan kebajikan. Memangnya saya tak butuh makan, saya juga ingin merasakan nikmatnya dunia. Apa saya salah? Hah!

Saya harus tetap mempertahankan topeng saya ini, dengan berpura-pura seperti ini, pundi-pundi harta saya akan bertambah banyak. dan mereka akan terus beranggapan bahwa saya adalah orang yang suci dan terus-menerus akan menuruti apa yang saya katakan.. hahahaha (berkata dengan nada licik)

Black out

Lalu di tengah panggung sudah ada sosok penyadar duduk sambil tertawa terpingkal-pingkal

Penyadar             : Hahahah…hahaha, betapa lucunya negeri ini. Kalian lihat bagaima mereka menyebut dirinya sebagai panutan, sebagai penegak, sebagai penyebar kebajikan!  Cuehhhh!!! Lihat saja ketika matanya melihat uang, dengan bangga kebenaran yang mereka tegakkan mereka hancurkan oleh liciknya pemikiran. Dan mereka bangga dengan hasil yang mereka dapatkan dari perbuatannya itu. Apa mereka tidak berpikir bahwasanya Tuhan selalu ada untuk melihat umatnya, atau memang mereka tidak menganggap bahwa Tuhan itu ada, hingga hati mereka dibutakan oleh uang. Biadab!

Black out

Black in

Suasana panggung seperti dalam suasana dalam kantor sekolah, terdapat meja dan kursi, seorang pria dengan penampilan sebagai guru sedang membaca-baca buku dan mulai bermonolog

Guru      : Kalian tahu kecerdasan seorang anak dalam negeri ini bergantung pada tingkat kecerdasan dan kemampuan para pengajar. Mengajar, mendidik, mengarahkan, membimbing, menilai, melatih, dan mengevaluasi anak didik adalahtugas seorang pengajar,  Yaa bagiku memang pekerjaan ini begitu sulit, karena kami tidak hanya meningkatkan intelektualitas seorang murid tetapi kami juga harus menanamkan nilai moral etika yang berbudaya. Tetapi semua beban itu akan terbayarkan dengan melihat anak-anak menapaki masa depan dengan penuh kepercayaan diri. Black out

Black out

Dipanggung sudah guru tadi sedang sibuk menilai hasil belajar murid, lalu masuklah seorang murid dating menemuinya.

Murid                    : Permisi pak, (sambil mensalim gurunya)

Guru                      : Ya, ada apa nak?

Murid                    : Jadi begini pak, hamper satu kelas kami mendapat nilai buruk pada mata pelajaran ini, ternyata teman-teman kesulitan dengan materi kemarin yang bapa ajarkan, maka dari itu saya berinisiatif untuk belajar dengan bapak, nanti ilmunya saya bagi dengan teman-teman..

Guru                      : ohh begitu rupanya, (sambil menatap genit muruidnya) jadi kamu mau bapak ajarkan?

Begini, bagaimana kalau kita belajarnya sambil jalan-jalan? Biar lebih enak belajarnya. (sambil merangkul muridnya) bapak pastikan belajar yang satu ini sangat menyenangkan, tetapi kamu jangan pakai seragam sekolah, yaa kamu pakai baju yang sedikit terbuka lah..kamu tahu kan maksud bapak? (dengan melihat kearah dada muridnya)

Murid                    : maksud bapa apa yaa? Saya tidak mengerti

Guru                      : agghhh, kamu jangan pura-pura tidak tahu, memangnya saya tidak tahu pergaulan anak muda sekarang!, anak seperti kamu sudah hal yang wajar untuk bercumbu, dan merasakan indahnya bercinta. Sudahlah jangan malu-malu untuk mengungkapkannya

Murid                    : ohh, jadi menurut bapak, saya anak-anak yang seperti itu? Bapak ini kan pengajar tidak sepatutnya bapak mengatakan hal seperti itu apalagi mengajak muridnya untuk berbuat seperti itu.

Guru                      : sssttt!! Siapa kamu berhak menasehati saya? Ingat tanpa saya kamu hanya jadi seorang manusia bodoh! Sudah sana kamu pergi!

Lalu muridnya meninggalkan gurunya dengan wajah yang sedih

Guru                      : dasar anak tidak tau diuntung, memangnya mereka bisa membaca, menulis, dan ilmu pengetahuan lainnya kalau bukan dari saya dari siapa lagi? Bicara moral dan etika itu hanya dongeng penikmat tidur. Toh memang salah saya jika murid-murid zaman sekarang menjadi lebih menggemaskan lihat sajah mereka berpakaian dan bersolek, lekuk tubunya, dadanya, rambutnya yang terurai, pasti semua laki-laki akan dibuat terangsang melihatnya.(sambil menutupi celana bagian depan) black out

Black in

Ditengah panggung ada seorang mahasiswa sedang asik membaca Koran, lalu datanglah beberapa temannya.

Pemuda 1            : (sambil membaca Koran) arrgghh, males lama-lama baca berita (sambil membanting Koran ke meja) isi beritanya hanya berisi isu, saling menyudutkan, dan parahnya hanya menggiring opini masyarakat untuk kepentingan menjatuhkan lawan.

Lalu masuklah beberapa mahasiswa lainnya

Pemuda 2            : wei, pagi-pagi udah baca Koran ajah? Ada berita apaan sih sampe muka lo asem begitu?

Pemuda 1            : Tuh, lo gak sadar? Sekarang kalau kita lihat berita udah kaya lagi nonton sinetron, isinya drama semua.

Pemuda 3            : Ya juga yaa.. terakhir kayanya lagi heboh masalah korupsi dimana-mana, eh sekarang malah kalah heboh sama kasus sianida, hahaha..

Pemuda 4            : Eh tapi ada yang benar-benar fakta, uang kuliah kampus kita naiknya gila-gilaan loh!

Pemuda 1            : naik? Perasaan biaya naik2 tapi fasilitas makin berkurang deh..

Pemuda 4            : nah itu lah, diskonlah, potonganlah tapi hak kita dipotong juga, hadehhh….

Pemuda 2            : wah, berarti bakal banyak teman-teman kita yang makin kesulitan nih..

Pemuda 1            : ya..lah. makanya kita mesti buat pergerakan untuk membantu teman-teman kita yang kesulitan. Gimana?

Pemuda 3            : boleh-boleh tuh, kita minta kebijakan untuk teman-teman kita yang kesulitan dalam membayar uang kuliah..

Pemuda 1            : yaudah, ayo kita temuin manajemen kampus.

Lalu semua mahasiswa meninggalkan panggung. Black out

Black in

Dipanggung sudah ada pemuda 2 sedang mabuk

Pemuda 2            : (tampak sedang mabuk ) wih, lagi enak nih coy (sambil meminum alcohol) muak diriku menjadi mahasiswa sok suci seperti mereka, lebih baik saya bercumbu dengan botol-botol ini, bener gak coy?.. hahaha…

Lalu masuklah mahasiswa-mahasiswa lainnya kedalam panggung seperti sedang berdiskusi dengan serius.

 Pemuda 4           : wah, dana bantuan untuk teman-teman yang tidak mampu, sudah turun. Jadi gimana rencana kita?

Pemuda 3            : (sambil lirik kanan kiri dan berbicara dengan setengah berbisik) yasudah, seperti yang sudah kita sepakati, 70 persen untuk mahasiswa 30 persennya kita bagi rata? Gimana-gimana?

Tanpa mereka sadari pemuda 2 dari tadi menguping pembicaraan mereka

Pemuda 2            : wah..wah.. bener-bener tuh.. gue sepakat sama rencana lo pada..

Pemuda-pemuda yang lain terkejut karena tidak mengetahui jika ada pemuda 2 menguping pembicaraan mereka.

Pemuda 1            : lah.. lo dari tadi nguping? Lah lo kenapa? Mabok lo yaa?

Pemuda 2            : hahaha, eh coy walaupun gw mabok, kalo masalah duit mah gw denger coy..

Pemuda 4            : ahh dasar lo! Jadi gimana nih? Kalo ketahuan sama yang lain gimana?

Pemuda 3            : Sssttt, tenang ajah mahasiswa zaman sekarang mah gak ngerti apa-apa! Mereka tidak peduli dengan permasalahan yang ada, yang mereka pedulikan hanya dirinya sendiri. Ya kan?

Pemuda 2            : udah lah, itu mah gak penting kita bahas, yang penting sekarang adalah kita mau ngapain dengan uang itu? ( dengan nada licik )

Pemuda 4            : yaaaa kita pakai buat happy-happy lah.. hahaha

Pemuda 3            : cakep tuh, ayolah langsung..

Lalu mereka semua keluar panggung. Black out

Black in

Masuklah orang gila dengan wajah kemarahan, diiringi lagu “darah juang”

Orang gila            : Gila..biadab.. kalian lihat bagaimana laku orang-orang itu. Mereka berlaku dengan bebas, mereka berlaku dengan buas. Orang yang seharusnya menjadi pendidik moral etika kaum muda, tapi apa yang dia lakukan? Dia malah menjilat kemaluan muridnya sendiri. Apa pantas dirinya disebut guru? Laknat!

Arghh, dan ini yang paling parah, lihatlah..kalian lihatlah, laku-laku dari pemuda pemudi yang akan menjadi tonggak majunya bangsa ini. Pemuda-pemuda yang hanya mengedepankan keegoisan akan kenikmatan harta, mereka dengan lantang berteriak mengaku dirinya adalah kaum intelektualitas tetapi sikap mereka bak hewan sikat ambil hak orang, jiwa mereka ringsek terongok bak rongsokkan! dimana mereka taruh semangat pemuda itu? 

(music mengalun pelan diringi lagu “SYUKUR”, orang gila dengan mimic dan gesture tubuh sedang berdoa)

Ya Tuhan, apakah ini adalah cerminan di tiap kehidupan? dimana mereka Tuhan?

aku benar-benar merindukan saat suara kami adalah suara kebenaran, bukan suara yang diselimuti kemunafikan, bukan suara perpecahan. Tangisku tidak mampu membendung kondisi yang sudah hina ini, tetapi aku percaya ,aku yakin semangat itu masih ada, masih tersimpan didalam hati kami semua. Jangan biarkan kami saling menista dan yang lain gila. BLACK OUT

(Musik tetap mengalun sambil pembacaan Isi Sumpah Pemuda)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun