Mohon tunggu...
TRI DODYYACHMAN S
TRI DODYYACHMAN S Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi budidaya tanaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PTK PJBL Agribisnis Tanaman

17 Februari 2024   12:23 Diperbarui: 27 Februari 2024   19:05 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

 PENDAHULUAN

        Pendidikan adalah sarana utama dalam membentuk dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari mutu pendidikan yang diselenggarakan pemerintah. Potensi sumber daya manusia yang berkualitas dapat mengembangkan pendidikan untuk dapat melaksanakan pembangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun, perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini, baik pendidikan formal maupun informal banyak mengalami hambatan. Salah satunya yaitu rendahnya mutu pendidikan yang berakibat rendahnya kualitas lulusan yang kompetitif.

        Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai penyelenggara pendidikan, berkembang dengan pesat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai tujuan untuk menciptakan atau menyiapkan lulusannya agar mempunyai kemampuan dan keterampilan yang berkualitas sebagai bekal hidup mandiri serta siap bekerja sesuai dengan bidang masing- masing. Salah satunya yaitu SMK Negeri 1 Losarang, yang didalamnya terdapat Konsentrasi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH).

        Perkembangan SMK saat ini turut serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil, jika siswa memperoleh prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti pelajaran, mengerjakan tugas, dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

        Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa berupa faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor internal diantaranya minat, bakat, motivasi, tingkat intelengensi. Faktor eksternal diantaranya adalah model dan metode pembelajaran serta lingkungan baik lingkungan belajar maupun lingkungan keluarga (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2013 :14)

        Lingkungan belajar sangat berperan penting dalam mendapatkan hasil belajar yang baik. Lingkungan belajar adalah tempat dimana siswa mendapatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas, lingkungan belajar meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor penentu lain untuk meningkatkan prestasi belajar adalah kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran. Siswa akan berhasil dalam belajar apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai di kelas, seperti meja, kursi, papan tulis, fentilasi udara, dan sarana lain yang dapat mendukung proses pembelajaran.

        Berdasarkan hasil observasi ada beberapa hal yang menyebabkan prestasi belajar siswa kelas X Konsentrasi Keahlian ATPH di SMK Negeri 1 Losarang masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa siswa yang belum memenuhi standar kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditentukan oleh guru mata pelajaran serta proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered). Elemen-elemen pada mata pelajaran Dasar-Dasar Agribisnis Tanaman, membutuhkan banyak praktik dibandingkan teori, sehingga membutuhkan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa bukan pada guru.

         Menurut Damayanti Nababan (2023) Project-Based Learning atau yang disebut dengan pembelajaran berbasis proyek merupakan bentuk pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa secara langsung untuk menghasilkan proyek-proyek tertentu dari kegiatan pembelajaran agar dapat mengatasi masalah belajarnya sendiri.Model pembelajaran ini selalu melibatkan siswa aktif dan partisipatif. Guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menjawab persoalan belajarnya sendiri. Model pembelajaran ini dianggap sangat efektif diterapkan dan terbukti mampu menghadirkan perkembangan self-efficacy siswa, khususnya pada siswa berkebutuhan khusus. Signifikansi perubahannya dimunculkan dengan perubahan sikap yang ada pada diri siswa seperti rasa percaya diri semakin meningkat, kemampuan berkolaborasi dengan teman kelas, kemampuan menyampaikan pendapat, pernyataan dan pertanyaan baik kepada guru maupun sesama teman.

 METODE PENELITIAN

          Penelitian ini dilaksanakan di kelas X Konsentrasi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura SMK Negeri 1 Losarang, pada tanggal 16 November 2023  sampai 22 Januari 2024. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X ATPH berjumlah 29 siswa, dengan jumlah 26 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka memecahkan permasalahan yang ada di dalam kelas dan bagaimana cara untuk memperbaikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun