Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Persahabatan Sejati di Batu Belimbing

9 Agustus 2024   08:05 Diperbarui: 9 Agustus 2024   08:13 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku setuju, Sobat. Wabah ini datang seolah untuk menunjukkan apa tujuan kita terlahir di sini. Saatnya kita genapi takdir kita ini!" kata Bang Belim setuju dengan pendapat Ko Abing.

"Belim, terima kasih sudah menjadi sahabatku! Kamu adalah sahabat sejati yang menemani sampai akhir."

"Sama-sama Bing, jika ada kehidupan mendatang, kita janji ketemu lagi, ya."

"Tapi nanti aku ingin minta sama Tuhan, biar terlahir tidak sedekil sekarang nih."

"Kamu pilih saja ibu yang suka makan bengkuang. Hahahaa...!"

Akhirnya, Bang Belim dan Ko Abing merelakan dua buah terakhir itu untuk seorang ibu dan anaknya.

"Cepat dimakan buahnya, Bu! Ibu harus segera sembuh!"bujuk Bang Belim.

"Bagaimana aku tega memakan buah yang tersisa ini, Bang?Abang sendiri juga sakit, kan?"ujar ibu itu bercucuran air mata.

"Anak Ibu masih sangat membutuhkan kasih sayang. Ibu harus merawatnya dengan baik. Makanlah, Bu! Kami berdua tidak apa-apa!"Ko Abing ikut membujuk.

"Sungguh mulia hati kalian berdua! Ayo, Nak, ucapkan terima kasih kepada dua abang ini!" kedua anak beranak itu hampir bersujud menyatakan terima kasihnya yang tak terhingga.

"Jangan, Bu! Hanya Allah SWT yang pantas kita sembah dan muliakan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun