Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Persahabatan Sejati di Batu Belimbing

9 Agustus 2024   08:05 Diperbarui: 9 Agustus 2024   08:13 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setidaknya lariku pernah mengalahkan kaki panjangmu itu. Wek...!" Belim menjulurkan lidahnya.

"Iya, deh! Lihat aja besok!" tantang Abing sambil mencolek hidungnya yang tidak gatal.

Si Belim dan si Abing duduk bersantai, menikmati angin semilir yang halus menyentuh kulit. Sinar sang surya perlahan meredup, menyisakan warna jingga memenuhi angkasa raya.

"Bing, kenapa ya kulitmu bisa putih gitu, sedangkan aku dekil kayak gini?"tanya Belim iseng.

"Mungkin dulunya ibuku sering makan buah kelapa,"jawab Abing sekenanya saja."Maksudmu ibuku kebanyakan makan buah buni, gitu? huhuhuu...,"jerit Belim seraya menutup wajahnya pura-pura terkejut dan sedih.

"Hahaha... bisa jadi! Tidak apa-apalah kulit hitam, yang penting gigi masih putih!" ledek Abing lagi.

Mereka tertawa bersama.

"Belim, menurut kamu, kenapa warna langit selalu jingga saat matahari akan terbenam?"giliran Abing yang memberi pertanyaan.

"Mungkin karena banyak udang sungkurnya di laut,ya?" jawab Belim seenaknya.

"Haaa...apa hubungannya dengan udang sungkur? Kalau menurut aku sih karena selimut Tuhan warna jingga. Hawa malam kan dingin, Tuhan pasti pakai selimutnya juga kalau mau tidur," celoteh si Abing sok tahu.

"Wah, sembarangan! Sekalian aja kamu bilang Tuhan pakai piyama. Lagian, emang Tuhan sempat tidur? Ada-ada saja kau, Bing! Haaa..haa..!" tawa Belim pecah mendengar candaan Abing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun