"Bu Erna mau pulang?" Lydia melemparkan tanya pada pasiennya yang satu lagi.
"Saya malu, semua asset sudah dijual, keluarga saya juga pastinya malu. Kalo saja dalam pemilihan itu tidak ada kecurangan, pasti saya yang terpilih. Bukan camat perempuan yang centil itu."
"Dan kamu, Ayuni? Apa tidak ingin melanjutkan kuliahmu?"
"Siapa yang mau berteman dan mengajar orang gila seperti saya, Dok?"
Lydia bangkit dari duduknya. Mengakhiri sesi obrolan hari ini. Saatnya semua pasiennya istirahat sambil menunggu jam makan siang. Namun ada seseorang yang belum diberi pertanyaan oleh Lydia. Bu Evi, perempuan paruh baya itu menarik lengan Lydia.
"Dokter Lydia tidak mau bertanya pada saya? Kalau begitu, biarkan saya yang bertanya, boleh?"
"Silakan, Ibu."
"Apa saya cantik?"
"Tentu saja."
"Anda berbohong, kalau saya cantik, suami saya tidak akan tidur dengan banyak wanita di luar sana."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!