Selama bulan November-Desember 2018 kemarin, salah satu platform belanja online terbesar di Indonesia yaitu Shopee, mengadakan Birthday Sale dengan tajuk '12-12 Birthday Sale'. Acara sale ini diadakan dalam rangka ulang tahun Shopee sekaligus Year End Sale yang bertepatan pula dengan Hari Belanja Online Nasional atau disingkat menjadi HARBOLNAS pada bulan Desember.Â
Tidak hanya Shopee, online market place lain seperti Bukalapak, Lazada, JD.ID, dan Zilingo ikut memeriahkan Harbolnas dan Year End Sale. Segala macam barang di diskon dengan harga gila-gilaan, ditambah hadiah kejutan dan door prize melalui kuis yang diadakan oleh setiap online market.Â
Sedikit lebih heboh dari online market lainnya, Shopee secara khusus menggunakan idol Korea sebagai Brand Ambassador mereka. Tidak tanggung-tanggung, Idol tersebut adalah girlband bernama BlackPink, yang meskipun baru dua tahun berkarya namun video klip mereka mampu menduduki tangga lagu pertama Billboard World Digital.Â
Bahkan pada perayaan ulang tahun Shopee, pihak Shopee mendatangkan BlackPink ke Indonesia untuk mengisi acara.Â
Hal ini tentu saja disambut dengan gembira oleh para fans BlackPink di Indonesia. Mereka berbondong-bondong datang ke acara dengan membawa lightstick, yaitu sebuah tongkat bersinar yang biasanya dibawa apabila datang ke konser idol favorit mereka.Â
Meskipun ini bukan konser BlackPink, dan BlackPink hanya tampil membawakan empat buah lagu, tapi antusiasme yang disebabkan oleh fans membuat acara ulang tahun Shopee terkesan seperti konser BlackPink.
Selepas kemegahan acara ulang tahun Shopee, publik kembali dikejutkan dengan munculnya iklan 'Road to 12-12 Birthday Sale' di televisi yang dibintangi BlackPink dan menggunakan lagu mereka yang berjudul 'Ddu du du', hanya saja liriknya diubah sesuai kepentingan Shopee.Â
Iklan yang berdurasi kurang lebih 30 detik itu menampilkan BlackPink bergaya dan berjoget seperti hal nya video klip Ddu du du dan di penghujung iklan, salah satu member BlackPink yang bernama Lisa berbicara bahasa Indonesia dengan mempromosikan Shopee. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di link yang saya cantumkan ini ; "iklan shopee blackpink"
 Selama periode Birthday Sale 12-12 berlangsung, iklan ini terus menerus muncul di berbagai stasiun televisi hampir 24 jam. Saya kira, pihak Shopee cukup pintar menggunakan BlackPink sebagai Brand Ambassador mereka, mengingat beberapa tahun terakhir seluruh dunia dilanda demam Korea.Â
Ketenaran BlackPink seolah memenuhi ruang gerak kita belakangan ini. Karena itu sangat wajar jika keberadaan mereka sangat dielu-elukan. Dan Shopee sebagai salah satu situs belanja online melihat peluang tersebut.Â
Namun apa mau dikata, kontroversi hadir pasca penayangan iklan oleh pihak Shopee di berbagai stasiun televisi tanah air.Â
Kontroversi tersebut terkait munculnya petisi pada laman Change.org yang ternyata diprakarsai oleh Maemon Herawati. Maemon Herawati sendiri diketahui sebagai salah seorang dosen di Univ. Padjajaran. Aksi itu dilakukannya setelah mendapati iklan yang dimaksud muncul di sela-sela tontonan anak-anak.
Seratus ribu orang terlibat dalam penandatanganan petisi. Sejak kemunculan petisi yang dapat diakses melalui laman Change.org, pro dan kontra penyiaran iklan Shopee pun heboh dalam pemberitaan. Alasannya cukup klasik, yakni penampilan dari iklan tersebut dinilai menampilkan para member BlackPink yang berpakaian terbuka.Â
Menurut Maemon, yang demikian tidak sesuai dengan norma masyarakat di Indonesia. Sejak pengadaan situs 07 Desember, petisi tersebut telah ditanda tangani oleh ribuan orang.Â
Dengan kata lain, dalam rentang empat hari setidaknya seratus ribu orang telah menandatangani petisi tersebut. Singkatnya, selain melayangkan pengajuan pemberhentian, pihak yang menolak iklan juga ikut menghimbau agar orangtua di indonesia memberikan tekanan kepada KPI melalui lembar pengaduan demi masa depan generasi selanjutnya.
Pasca pengajuan pada 07 Desember, empat hari berselang tepat pada tanggal 11 Desember 2018 KPI akhirnya mengeluarkan putusannya.Â
Putusan yang dimaksud adalah dimintanya beberapa stasiun televisi yang menampilkan iklan Shopee BlackPink untuk berhenti melakukan penayangan. KPI Â berdalih bahwa iklan tersebut berpotensi melanggar Pasal 9 ayat (1) SPS KPI tahun 2012. Hal ini terkait dengan kewajiban program siaran memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan yang dijunjung oleh keberagaman khalayak terkait budaya.
Terkait putusan KPI untuk memberhentikan penayangan iklan Shopee BlackPink, tentu pihak Shopee bukan satu-satunya yang menerima dampaknya. Bisa dipastikan bahwa beberapa stasiun televisi secara otomatis dilayangkan teguran sebagaimana biasanya.Â
Oleh pihak KPI, peringatan keras yang dimaksud dilayangkan kepada sebelas stasiun televisi yang menayangkan iklan Shopee Road To 12.12 Birthday Sale. Diantaranya TransTv, RCTI, Rtv, MNCTv, Indosiar, TvOne, ANTV, Trans7, GlobalTV, NET dan SCTV. Tentu saja keputusan ini bukan lagi merupakan isapan jempol belaka. Pasalnya surat peringatan bertanggal 11 Desember 2018 tersebut telah mendapatkan bubuhan tanda tangan dari Yuliandre Darwis selaku ketua KPI Pusat.
Hal ini, tentu saja memicu pro dan kontra dari berbagai pihak. Seluruh netizen Indonesia ramai membicarakan masalah tersebut di semua jejaring sosial. Beberapa pihak menyayangkan sikap KPI yang dinilai 'tebang pilih'.
Sedangkan pihak lain bersikap menertawakan petisi karena masa tayang iklan Shopee BlackPink memang dijadwalkan berakhir pada tanggal 11 Desember, bertepatan dengan dilayangkannya surat peringatan dari KPI sehingga mereka merasa petisi itu sia-sia saja dilakukan.Â
Setelahnya, muncul petisi tandingan yang berisi "Usir Maemon dari Indonesia". Maemon dinilai 'lebay' dan para partisipan petisi diangap anti-korea. Petisi ini tentu saja sebagian besar diprakarsai oleh fans BlackPink yang biasa disebut BLINK, dan fans Kpop lainnya yang pro dengan BlackPink. Bahkan menurut mereka, masalah ini justru malah membuat BlackPink makin terkenal, yang tadinya tidak tahu BlackPink jadi tahu, dan bahkan mereka mungkin berpotensi menjadi BLINK.
Jika mau dirunut sampai ke akar, menurut saya masalah ini timbul hanya karena dari perbedaan sudut pandang saja. Saya sendiri selaku BLINK dan saya pun sebagai pecinta drama Korea, berusaha melihat masalah ini se-objektif mungkin.Â
Saya menilai iklan Shopee BlackPink biasa saja, tidak termasuk dalam kategori 'tidak senonoh', 'vulgar,' dan sebutan lain yang dikatakan Maemon di dalam petisi. Saya berbicara seperti ini bukan karena membela BlackPink semata karena saya fans, tapi saya berusaha melihat ini dari sudut pandang penonton Indonesia. Sebenarnya, apa yang ditakutkan oleh Maemon dan para penanda tangan petisi akan iklan Shopee BlackPink?Â
Pertanyaan saya terjawab setelah salah seorang kawan lama saya di SMA membagikan sebuah tulisan melalui grup Whatsapp.Â
Tulisan itu merupakan curahan hati seorang Ibu Rumah Tangga yang memiliki dua orang anak kecil dan beliau sangat membenci segala hal yang berhubungan dengan Korea dan Jepang, karena menurutnya bisa merusak masa depan anak-anaknya.Â
Beliau khawatir anak-anaknya menjadi fans wanita-wanita berpakaian rok mini, joget-joget,dan takut anaknya menjadi lesbian atau gay. Beliau mengeluh kenapa anaknya yang masih kecil bisa hapal 'aye aye' BlackPink dan joget-joget seperti BlackPink.
Saya sedikit heran karena dalam tulisan tersebut, ibu itu hanya mengeluh dan menyalahkan iklan Shopee BlackPink tanpa mencari solusi atau mencari tahu soal BlackPink dan segala sesuatu yang dibencinya. Dia hanya mengatakan hal yang tidak disukainya saja.Â
Saya sempat berdebat dengan beberapa teman dalam grup yang akhirnya tidak saya lanjutkan karena menurut saya ; sia-sia saja menjelaskan pada orang yang tidak mau paham. Saya katakan tidak mau paham karena mereka tidak mau melihat dari sudut pandang yang lain dan tidak mau menerima pendapat orang lain, jadi apa guna nya saya teruskan?Â
bahkan saya malah disebut sebagai 'blackpink garis keras' yang hanya saya tertawakan saja dalam hati.Â
Dari sini saya dapat menyimpulkan bahwa seperti hal nya Maemon dan ibu-ibu maupun bapak-bapak dan siapapun yang merasa terganggu dengan iklan Shopee BlackPink, karena mereka melihat member BlackPink berjoget memakai rok mini yang menurut mereka tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat Indonesia, dan jam tayangnya muncul di jeda tayangan anak-anak.
Menurut saya, soal jam tayang iklan Shopee BlackPink memang sedikit mengganggu karena terlalu sering, dan bisa diulang-ulang dalam satu jeda program yang sama. Tapi jika dilihat dari sudut pandang Periklanan, hal itu wajar karena tujuannya memang agar penonton belanja di Shopee.Â
Hal ini sama dengan tujuan iklan "batuk Pak Haji" yang diulang 3x berturut-turut sebelum program utama disiarkan. Yang namanya iklan, tentu saja tujuannya sama semua bukan? Tapi bagi orang yang tidak mengerti, iklan ini akan dianggap sangat mengganggu dan soal alasan hadir di sela tayangan anak-anak, bukankah dari awal sudah jelas bahwa setiap orangtua harus mendampingi anak-anaknya saat menonton televisi? Agar bisa menjelaskan kepada anaknya jika ada hal yang dirasa kurang baik bagi anak.Â
Dan kalau iklan Shopee BlackPink dirasa sangat vulgar, masih ingatkah ibu-ibu dengan iklan Pocari Sweat yang menampilkan JKT48 berlarian dan sambil berkeringat mereka mendirikan payung di pantai dengan mengenakan tanktop dan celana pendek ? atau iklan kopi susu Ya! yang menampilkan penyanyi dangdut entah siapa bernyanyi dan bergoyang erotis? Apakah iklan tersebut dicekal? Tidak.Â
padahal, iklan tersebut muncul di tv bukan di jam tayang khusus orang dewasa. iklan Pocari Sweat tayang pada jam biasa anak-anak menonton televisi.Â
Lalu bagaimana dengan sinetron-sinetron Indonesia yang menampilkan pacaran dan tawuran anak-anak sekolah, ditambah dengan gaya hedonis mereka, naik motor besar, handphone bagus, atau main ke klub malam?
Atau program yang namanya memakai acara musik tetapi isinya hanyalah lawakan lawakan tidak jelas dari Host atau Bintang Tamu nya, dan isinya hanya mengumbar aib orang.Â
Belum lagi ada program yang khusus menayangkan ribut-ribut pasangan yang selingkuh, dihipnotis, dan lagi-lagi umbar aib, atau acara yang bertajuk lawak tapi isi lawakannya hanyalah hinaan dan kata-kata kasar yang sama sekali tidak lucu.
Apakah Maemon atau penanda tangan petisi tidak berniat membuat petisi untuk acara seperti ini? Apakah bagi mereka iklan Shopee BlackPink yang periode tayagnya hanya sebulan lebih berbahaya dibandingkan dengan program-program yang saya sebutkan barusan yang sudah ada bertahun-tahun?Â
Jadi, hanya karena BlackPink bukan berasal dari Indonesia, iklan yang menampilkan mereka tidak pantas ditayangkan di Indonesia, sedangkan acara-acara yang tidak bermutu tapi karena bintangnya berasal dari Indonesia maka sah-sah saja, lalu bagaimana dengan norma masyarakat Indonesia yang disebutkan di dalam petisi ?
Saya yakin setiap orang punya sudut pandang masing-masing, dan menurut saya sangat disayangkan bahwa sedari dulu, bangsa Indonesia ini lebih suka meributkan hal yang terjadi diluar bangsa mereka. Ibarat semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak.Â
Jika Maemon dan ibu-ibu lain khawatir dengan iklan Shopee BlackPink di televisi, tidakkah mereka khawatir dengan artis-artis tanah air? Dan, tidakkah mereka khawatir dengan apa yang mungkin anak-anak mereka lihat di sosial media seperti Instagram, Facebook, dan lain-lain? Dewasa ini internet tidak hanya digunakan oleh orang-orang dewasa saja, tetapi anak kecil bahkan anak SD pun sudah terbiasa dengan internet.Â
Sebut saja dua orang wanita yang mengaku sebagai 'penyanyi dangdut' bernama Duo Gobas (singkatan dari Goyang Basah). Baru-baru ini, kedua wanita tersebut seolah memancing komentar netizen saat mereka menjadi bintang tamu di salah satu program yang ditayangkan di televisi. Alih-alih menyanyi, yang  yang mereka lakukan hanyalah mengangkat kaki ke atas meja dan berpose seronok dengan alasan "hanya pamer sepatu".Â
Tidak cukup sampai disitu, tak lama berselang mereka kembali menuai banyak kecaman di Instagram akibat unggahan video mereka menyanyi lagu anak-anak 'Enak susu nya ma ma ma' sambil bergoyang erotis menggunakan payudara ditambah suara desahan yang dapat menimbulkan syahwat bagi kaum Adam. bisa dilihat melalui link berikut duo gobas - enak susunya.
Tak ayal, sikap mereka menimbulkan geram di hati netizen. Bahkan banyak netizen yang mention ke akun KPI Pusat maupun Maemon di kolom komentar akun Instagram Duo Gobas. Pasalnya, sikap kurang sopan Duo Gobas di televisi dan unggahan video mereka di Instagram hanya berselang beberapa hari semenjak turunnya surat peringatan pemberhentian iklan Shopee BlackPink dari KPI.
Bayangkan, lagu anak-anak dibawakan seperti itu, dan ketika mereka diundang ke salah satu acara gosip di televisi, dengan nada manja mereka menjawab bahwa tujuan mereka memang "mengundang syahwat". Lalu coba suruh mereka menyanyi, apakah mereka bisa menyanyi? Yang mereka bisa hanya bergoyang-goyang seronok dan dengan modal itu mereka bisa disebut artis atau public figure di Indonesia. Sungguh hebat Indonesia ini.
Jika mau melihat dan membandingkan dari sudut pandang terbuka, bukankah sangat miris bahwa di Indonesia ini orang hanya dengan menjual sensasi, tanpa talenta dan prestasi, hanya dengan kontroversi bisa disebut sebagai public figure.Â
Sedangkan di Korea sana, menjadi artis merupakan perjuangan berat. Sebuah girlband seperti BlackPink harus melalui serangkaian audisi dari berbagai negara, di tes kemampuan menari, menyanyi, akting, dan rapping, bahkan attitude mereka pun menjadi syarat penilaian, dan rekam jejak di sosial media ikut dijadikan standar.
Sebelum sukses debut menjadi seorang Idol, para calon artis ini juga harus melewati masa training yang tidak sebentar, minimal mereka berlatih selama empat-lima tahun sebelum terjun ke dunia hiburan. Tidak heran jika artis yang dihasilkan pun benar-benar berkualitas.Â
Dan jika selama jadi public figure mereka melakukan hal yang dinilai tidak pantas atau tidak mencatat prestasi, maka siap-siap saja mereka dihujat fans dan hengkang selamanya dari industri hiburan Korea.
Sangat jauh berbeda dibandingkan dengan Indonesia, yang dengan sedikit 'sensasi memancing keributan di media sosial' bisa langsung melejit dan diundang ke acara-acara televisi.Â
Tidak perlu bisa menyanyi, tidak usah berprestasi, tidak harus mempunyai attitude yang baik, asal penontonnya banyak siapapun bisa disebut sebagai public figure.
Pertanyaan saya, apakah BlackPink yang 'katanya' vulgar dan tidak senonoh, joget dengan mengumbar dada? sebelum tulisan ini diturunkan, Saya mencoba membuat survei kecil-kecilan dengan menunjukkan video BlackPink ke beberapa teman lelaki saya, dan membandingkan dengan video (yang katanya) artis dangdut 'Duo Gobas', mana yang lebih memicu syahwat.
Salah satu teman lelaki saya berkata  "BlackPink sama sekali tidak seksi, mereka hanya pakai rok mini lalu apa? Bahkan badan mereka saja kerempeng". Meskipun mereka akui member BlackPink cantik-cantik, tapi goyangan mereka sama sekali tidak dapat dikategorikan 'vulgar'. Teman saya yang lain malah berkomentar lebih tajam, "wajar BlackPink pakai rok mini, karena mereka memang bukan orang Timur, bukan orang Indonesia, mereka orang Korea dan untuk ditayangkan di Indonesia pun masih dalam taraf wajar. Banyak artis-artis Indonesia berpakaian lebih mini dan lebih terbuka, jadi kenapa kalau BlackPink yang pakai harus di protes? Apakah mereka harus pakai gamis panjang? Ini kan Indonesia bukan Arab".
Terlepas dari semua pro dan kontra, hal ini juga mengingatkan saya akan masa kecil saya dulu, dimana teknologi belum berkembang seperti sekarang. Setiap malam sehabis menyelesaikan PR saya pasti menonton televisi, dan acara tv saat itu banyak sinetron dewasa yang bisa saya tonton dan tidak mempengaruhi saya ataupun anak-anak pada era itu.Â
Orangtua pun tidak bersikap over protektif dengan anak-anakanya, padahal kalau diingat acara tv saat itu menayangkan drama kolosal yang pemain wanita nya memakai kain yang menunjukkan belahan dada, perang-perangan, dan ada pula sinetron yang orangtuanya selingkuh dan bercerai. Ada pula serial tv dari luar, sebut saja serial Friends dan Baywatch yang saya yakin jika sekarang ditayangkan pasti akan di blur semua. Jadi, apa kesimpulannya?
Seperti yang saya sebutkan di atas, melalui peribahasa semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak, menurut saya siapapun yang ikut menandatangani petisi karena menilai iklan Shopee BlackPink terlalu vulgar, hanya karena mereka bukan berasal dari Indonesia, tidakkah sebaiknya mencermati dulu apa yang terjadi di dalam negeri sendiri? Masih banyak artis-artis di indonesia yang sangat tidak layak disebut sebagai public figure, dengan atttude yang jauh lebih meresahkan dari sekedar joget ala BlackPink.Â
Jika memang partisipan petisi khawatir akan masa depan anak-anak mereka, bukankah seharusnya mereka lebih dulu mengadakan petisi untuk memberhentikan artis tidak berkualitas tanah air? Dan pihak KPI pun seharusnya lebih bijak melihat mana yang termasuk dengan pelanggaran norma dalam pasal Pasal 9 ayat (1) SPS KPI tahun 2012 dan mana yang bukan. Apakah goyangan BlackPink di iklan Shopee lebih berbahaya dibandingkan dengan artis-artis dalam negeri?
Sungguh lucu rasanya kalau iklan Shopee BlackPink yang sama sekali tidak vulgar terpaksa harus di petisi meskipun ternyata masa tayang mereka hanya sebentar, sedangkan Duo Gobas yang 'mengaku' sebagai artis tetap bisa tampil di televisi dengan aman. Jika hal ini terus dibiarkan, akan semakin bermunculan artis-artis nol prestasi di Indonesia.Â
Apa jadinya negara ini nanti? apa akibatnya bagi generasi penerus selanjutnya? Â Saya rasa anda yang membaca tulisan ini bisa menilai sendiri dan saya yakin anda cukup bijaksana untuk melihat mana yang benar dan mana yang tidak.
Ditulis oleh :
Atika Pratiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H