Mutu Air
PTNNT menerapkan sistem pengelolaan air terpadu untuk memastikan dampak minimum terhadap mutu air pada sistem air di daerah setempat. Selama tambang beroperasi, tanaman asli setempat ditanam kembali sesegera mungkin pada lahan-lahan yang dibuka, untuk meminimalkan luas tanah terbuka dan mencegah erosi yang dapat mempengaruhi mutu air.
Fasilitas pengendalian endapan, seperti kolam dan saluran pengalih, telah dibangun untuk mengendapkan sedimen, sehingga hanya air bersih dan tidak terkena dampak yang mengalir ke luar lokasi proyek.
Sistem Pengelolaan Air Tambang ekstensif yang dibangun di Batu Hijau mengalihkan aliran air-larian dari hutan alami di sekitar tambang ke sungai-sungai di sekitarnya. Saat ini air di sungai-sungai setempat sama bersihnya seperti sungai lain yang tidak terkena dampak. Sistem Pengelolaan Air Tambang di Batu Hijau memastikan bahwa air yang terkena dampak penambangan, termasuk resapan air asam tambang dan air di permukaan pit, tidak akan mengalir ke luar kawasan tambang.
PTNNT melaksanakan program pemantauan mutu air secara menyeluruh dan teratur sesuai dengan AMDAL. Setiap triwulan sekali hasil pemantauan dilaporkan kepada pemerintah Indonesia.
Reklamasi
PTNNT membuka lahan untuk penggalian tambang dan pembangunan bagian-bagian tambang lainnya di Batu Hijau. Pencegahan erosi dilakukan dengan melakukan penanaman kembali tanaman dan tumbuhan asli yang tumbuh di tempat tersebut sesegera mungkin selama periode konstruksi berlangsung. Program penanaman kembali dan reklamasi ini terus dilakukan selama kegiatan penambangan berlangsung.Â
Program pemantauan revegetasi dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa metode untuk mencegah erosi dan melestarikan alam terlaksana secara efektif serta sesuai dengan tujuan PTNNT untuk menciptakan permukaan bentang lahan baru yang selaras dengan penggunaan lahan pasca operasi tambang. Selain itu program pemantauan revegetasi ditujukan untuk memastikan tingkat keberhasilan program reklamasi telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku.
Tailing
Tailing adalah lumpur yang tersisa dari pengolahan tembaga dan emas di PTNNT. Tailing merupakan bagian yang tersisa dari batuan yang telah digerus sampai halus dan diambil kandungan mineral berharganya.
PTNNT menerapkan sistem Penempatan Tailing Laut Dalam/Deep-Sea Tailing Placement (DSTP) untuk menempatkan tailing di dasar laut dalam, di bawah zona laut yang produktif secara biologis.Â