Hal-hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian di dalam hal menentukan besar dan pentingnya dampak lingkungan pada kegiatan ekstraksi dan pembuangan limbah adalah:
• Luas dan kedalaman zona mineralisasi
• Jumlah batuan yang akan ditambang dan yang akan dibuang yang akan menentukan lokasi dan desain penempatan limbah batuan.
• Kemungkinan sifat racun limbah batuan
• Potensi terjadinya air asam tambang
• Dampak terhadap kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan kegiatan transportasi, penyimpanan dan penggunaan bahan peledak dan bahan kimia racun, bahan radio aktif di kawasan penambangan dan gangguan pernapasan akibat pengaruh debu.
• Sifat-sifat geoteknik batuan dan kemungkinan untuk penggunaannya untuk konstruksi sipil (seperti untuk landscaping, dam tailing, atau lapisan lempung untuk pelapis tempat pembuangan tailing).
• Pengelolaan (penampungan, pengendalian dan pembuangan) lumpur (untuk pembuangan overburden yang berasal dari sistem penambangan dredging dan placer).
• Kerusakan bentang lahan dan keruntuhan akibat penambangan bawah tanah.
• Terlepasnya gas methan dari tambang batubara bawah tanah.
Â
Penampungan Tailing, Pengolahan dan Pembuangan
Pengelolaan tailing merupakan salah satu aspek kegiatan pertambangan yang menimbulkan dampak lingkungan sangat penting. Tailing biasanya berbentuk lumpur dengan komposisi 40-70% cairan. Penampungan tailing, pengolahan dan pembuangannya memerlukan pertimbangan yang teliti terutama untuk kawasan yang rawan gempa.
Pengendalian polusi dari pembuangan tailing selama proses operasi harus memperhatikan pencegahan timbulnya rembesan, pengolahan fraksi cair tailing, pencegahan erosi oleh angin, dan mencegah pengaruhnya terhadap hewan-hewan liar.
Isu-isu penting yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi alternative pembuangan tailing meliputi :
- Karakteristik geokimia area yang akan digunakan sebagai tempat penimbunan tailing dan potensi migrasi lindian dari tailing.
- Daerah rawan gempa atau bencana alam lainnya yang mempengaruhi keamanan lokasi dan desain teknis .
- Konflik penggunaan lahan terhadap perlindungan ekologi peninggalan budaya, pertanian serta kepentingan lain seperti perlindungan terhadap ternak, binatang liar dan penduduk local.
- Karakteristik kimia pasir, lumpur, genangan air dan kebutuhan untuk pengolahannya.
- Reklamasi setelah pasca tambang. Studi AMDAL juga harus mengevaluasi resiko yang disebabkan oleh kegagalan penampungan tailing dan pemrakarsa harus menyiapkan rencana tanggap darurat yang memadai. Pihak yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan tanggap darurat ini harus dinyatakan secara jelas
(Sumber : BAPEDAL )
Faktor-faktor Pertimbangan di dalam Menilai Kesesuaian Penampungan Tailing
1. Tuntutan Peraturan
Tuntutan peraturan setempat yang mencakup seluruh aspek dari areal penimbunan yang direncanakan dimasa depan harus disertakan didalam penilaian suatu areal. Hal tersebut mencakup :
- tuntutan baku mutu bagi pelepasan air
- nilai budaya dan sejarah dari suatu tempat termasuk nilainya bagi penduduk pribumi
- tuntutan akan rancangan khusus terhadap misalnya gempa bumi, peluangpeluang terjadinya banjir
- emisi debu dan polusi suara
- rencana-rencana dari berbagai pihak yang berwenang termasuk pengangkutan,pengembangan perkotaan, sarana-sarana (penyaluran tenaga listrik, jaringan supali air, dsb
- zonasi dari areal penimbunan tailing dan daerah sekitarnya (kegiatan-kegiatan yang diijinkan pihak berwenang), dan kemungkinan perubahan dari zonasi sekarang
2. Metereologi
Berbagai aspek neraca air dari operasi harus didasarkan pada pengertian yang mendalam mengenai kondisi metereologi daerah setempat. Informasi yang harus dikumpulkan termasuk :
- data curah hujan (rata-rata setiap bulan untuk berbagai priode ulang 1:10, 1:20,
1:50, 1:100)
- data intensitas/lama hujan
- pengukuran evaporasi (panci evaporasi klas A)
- pengukuran kelembaban, suhu dan radiasi matahari
- kekuatan/arah angin pada berbagai waktu yang berbeda dalam setahun
- pengetahuan tentang kejadian masa lalu atau jarang terjadi (angin topan, banjir)
3. Topografi dan Pemetaan
Topografi dari bangunan jangka panjang dan daerah-daerah penyangga sejauh sekitar 1 km dari batas-batas daerah yang akan menjadi areal penimbunan harus diteliti. Informasi ini akan memungkinkan dilakukan penilaian akan potensi dampakdampak sosial dan lingkungan dari fasilitas yang diusulkan pada tahap-tahap yang paling awal dari perencanaan.
Informasi ini harus termasuk :
- kontur-kontur permukaan dengan interval 1 m
- pola-pola drainase (aliran-aliran, mata air, danau. Lahan basah)
- batas-batas tanah
- jaringan jalan dan pelayanan
- tempat tinggal dan bangunan lainnya
- tempat-tempat budaya atau bersejarah
- tata guna lahan saat ini (RUTRW)
4. Fotografi
Fotografi dapat menjadi suatu alat penting untuk membantu penilaian estetika dan potensi dampak lingkungan dari areal penimbunanyang diusulkan.
Ini termasuk :
- foto-foto udara dari kepemilikan lahan dan daerah sekitarnya
- foto-foto darat yang diambil dari berbagai sudut yang bermanfaat
- foto-foto sejarah
5. Air Permukaaan Tanah
Seandainya areal penimbunan tailing yang terpilih berada dekat sungai-sungai atau daerah-daerah yang sering mengalami banjir, potensi dampak dari hujan lebat pada frekuensi rendah perlu dipertimbangkan. Informasi yang dibutuhkan termasuk : Â - aliran-aliran pada batang-batang air alami (data hidrografis seperti ciri-ciri
limpasan air hujan)
- catatan-catatan banjir dan identifikasi dataran banjir yang mungkin
- latar belakang baku mutu air
- tataguna air di hulu dan di hilir termasuk aliran-aliran lingkungan untuk
memelihara habitat-habitat bagi flora dan fauna
6. Air Bawah tanah
Suatu pengertian tentang hidrogeologi umum dari suatu tempat dapat membantu penilaian potensi dampak dari penimbunan tailing terhadap air bawah tanah.Informasi yang penting termasuk ;
- hidrogeologi tempat (kedalaman hingga air, arah aliran, kecepatan aliran)
- keberadaan jalur-jalur aliran yang dikehendaki
- latar belakang baku mutu air
- tata guna air di hulu dan di hilir
- zona pengeluaran air bawah tanah
7. Geoteknis
Tampungan-tampungan tailing pada awalnya lazim dibangun dari tanah setempat.Dalam hal ini ketersediaan dan kesesuaian tanah harus dinilai dipermulaan proses
pembangunan dan harus mencakup :
- kondisi fondasi (jenis-jenis tanah di berbagai kedalaman, distribusi ukuran
partikel, presentase partikel halus, Nilai Atterberg/plastisitas tanah, kekuatan
tanah, ciri-ciri permeabilitas, mineralogi)
- ketersediaan bahan-bahan bangunan seperti tanah liat, pasir, batu kerikil
- adanya batu-batuan, struktur dari lapisan batu-batuan
- data resiko gempa
8. Geokimia
Seandainya cairan tailing berhubungan dengan tanah alamiah, sejumlah interaksi geokimia dapat terjadi. Melakukan analisis jangka panjang adalah praktek yang baik karena akan membangun informasi yang membantu tercapainya pengertian tentang interaksi-interaksi tersebut.
9. Sifat-sifat tailing
Sifat-sifat tailing perlu diketahui ketika merancang fasilitas-fasilitas baru, terutama
yang berkaitan dengan kemungkinan rembesan air bawah tanah dan pelepasan air.
Termasuk didalamnya :
- kandungan mineral dan kimia partikel-patikel padat
- kandungan logam berat
- kandungan radio-nuklida
- gaya berat spesifik partikel –partikel padat
- perilaku pengendapan
- hubungan antara permeabilitas dan berta jenis
- plastisitas tanah (nilai Atterberg)
- prilaku konsolidasi
- rheologi (aliran cairan yang mengandung partikel-partikel tersuspensi/ciri-ciri kekentalan
- ciri-ciri kekuatan tailing
- kimiawi air pori (air diantara pori-pori tanah)
- sifat-sifat pencucian air tawar
Sumber : Cooling, D.J. et al, 1996Â
Komitmen PT Newmon Nusa Tenggara dalam bidang Pengelolaan Lingkungan