Mohon tunggu...
Tio No
Tio No Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

tiono mahasiswa teknik informatika untag 1945 surabaya,hobby Musik & Lensa - TEMPO dan GATRA menempa saya untuk selalu jeli, kritis, menulis dengan jujur, dan bekerja keras. Hasilnya? Saya tidak tahu karena yang menilai tentu orang lain. Di KOMPASIANA ini saya sangat menghormati nama pemberian orang tua saya sehingga tidak perlu saya ganti dan palsukan, apalagi memalsukan wajah pada identitas diri. Blog pribadi saya, tionotio.blog.com atau tiocavi.wordpress.com --- bila iseng, silakan mampir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pil KB dan Pemilihan Pasangan yang Kompatibel Serta Bahaya dan Pemahaman Ulama Soal Pil KB

26 September 2012   19:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:38 2433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kemampuan manusia (terutama wanita) memilih pasangan seksual berdasarkan aroma tubuh, di mana aroma tubuh menunjukkan profil sistem imun seseorang. Tampaknya cara memilih pasangan tanpa disadari tersebut sudah terancang dengan baik karena wanita secara umum memilih pria dengan gen yang komplemen dengan mereka berdasarkan aromanya, tapi apa yang terjadi jika ada satu faktor yang masuk dan mempengaruhi hormon reproduksi wanita, yaitu konsumsi pil KB?

Peneliti yang pertama kali menyelidiki kaitan antara aroma tubuh dan ketertarikan seksual, Claus Wedekind, menemukan bahwa wanita yang sedang menggunakan pil KB memilih aroma pria yang profil MHC-nya (sekuens gen imunitas) mirip dengan mereka, berlawanan dari wanita yang tidak memakai pil KB. Penelitian di Inggris olehS. Craig Roberts, PhD, juga menunjukkan hasil serupa. Pembalikan preferensi ini bisa jadi merefleksikan mekanisme kerja pil KB, yakni menghalangi ovarium melepaskan sel telur, menipu tubuh seolah terjadi kehamilan. Kehamilan adalah kondisi yang rentan sehingga membutuhkan kehadiran sanak famili, orang yang secara genetis mirip, untuk melindungi. Kecenderungan memilih pasangan dengan gen MHC mirip dapat mengganggu hubungan pengguna pil KB dengan pasangan dalam jangka panjang. Ada kesalahan biologis di sana. Charles Wysocki, seorang psikobiologis dari Florida State University, mengatakan bahwa ketika pasangan tersebut ingin punya anak dan si wanita berhenti memakai pil KB, dia mungkin akan mendapati bahwa dirinya jadi kurang tertarik pada pasangannya tanpa bisa menjelaskan sebabnya.

Pil KB mengubah kemampuan wanita untuk mengendus pasangan seksual yang kompatibel dengan cara membuat wanita salah menginterpretasi aroma yang dicium, selain itu kemungkinan pil KB mengganggu komunikasi olfaktori dengan cara mendistoris sinyal yang dikirim si wanita dan membuatnya kurang menarik bagi pria. Geoffrey Miller, psikolog evolusioner dari University of New Mexico, melakukan sebuah penelitian dengan hasil penari telanjang yang tidak menggunakan pil KB memperoleh 50% uang tips lebih banyak dibanding mereka yang memakai pil KB. Tampaknya ada perubahan yang tidak disadari pada wanita yang memakai pil KB dan ditanggapi pria secara tak sadar pula, yang hasilnya wanita pemakai pil KB dianggap kurang menarik.

Rachel Herz, PhD, berteori bahwa pemakaian pil KB yang meluas boleh jadi merupakan faktor penyebab tingginya angka perceraian. Menurutnya, konselor pernikahan berkata bahwa banyak wanita yang ingin mengakhiri hubungan dengan pasangannya mengeluh bahwa mereka tidak tahan dengan aroma tubuh pasangan. Jika kita tidak tahan bau tubuh orang, bagaimana bisa intim dengannya? Meski demikian, Herz menolak menyebut pil KB sebagai pil pembikin cerai. Tidak sesederhana itu masalahnya. Respons wanita terhadap bau badan alami pria juga dipengaruhi perasaan si wanita terhadap si pria. Begitu dua orang lekat secara emosional, mereka akan cenderung melihat dan mengendus satu sama lain secara positif. Misalnya, seorang wanita yang jatuh cinta karena bertemu di dunia maya, tentu lebih sulit terpengaruh faktor aroma tubuh. Meski demikian, Herz merekomendasikan wanita yang mencari pasangan jangka panjang (menikah) memakai alat kontrasepsi selain pil KB, setidaknya sampai wanita itu mengenal pasangannya dengan baik dan menyukai aromanya. Dan lagi yg harus dijelaskan disini bagaimana bahaya efek samping dari ber Kb(keluarga berencana) ini,'

Bahaya dan pemahaman ulama soal Pil KB

tidak boleh ber-KB karena bertentangan dengan wasiat nabi untuk 
memperbanyak keturunan dan cenderung pada tidak mempercayai rizki yang
sudah diatur Alloh serta takut miskin, namun boleh jika dilakukan pada
wanita yang memang akan membawa mudhorot jika mengandung lagi atau terkena
virus sehingga anak yang dilahirkan akan cacat, sampai ia bersih dari
virus.

Secara kesehatan pun KB steril akan membuat rahim wanita kering dan
mengakibatkan efek tulang keropos dini pada wanita karena sistem hormon
yang normal diganggu pada pemakaian KB suntik dan pil KB dan pada steril
dipasang alat asing yang akan mempengaruhi fungsi normal tubuh dan pada
beberapa kasus menyebabkan kanker rahim.

Berikut beberapa fatwa ulama menganai masalah KB:

SEPUTAR HUKUM KELUARGA BERENCANA [KB]

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
http://www.almanhaj.or.id/content/127/slash/0

Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Baz ditanya : Apa hukum KB ?

Jawaban.
Ini adalah permasalahan yang muncul sekarang, dan banyak pertanyaan muncul
berkaitan dengan hal ini. Permasalahan ini telah dipelajari oleh Haiah
Kibaril Ulama (Lembaga di Saudi Arabia yang beranggotakan para ulama) di
dalam sebuah pertemuan yang telah lewat dan telah ditetapkan keputusan
yang ringkasnya adalah tidak boleh mengkonsumsi pil-pil untuk mencegah
kehamilan.

Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala mensyariatkan untuk hamba-Nya sebab-sebab
untuk mendapatkan keuturunan dan memperbanyak jumlah umat. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun