[15] Kaum bersosok raksasa, tetapi sebenarnya setara dewa
[16] Zaman kegelapan dan kehancuran
[17] Itu sebabnya di dalam kebudayaan tertentu, ia dikenal juga sebagai Jyestha, sang sulung (kok seperti nama putraku ya?
[18] Sekadar "bagai" karena pada dasarnya pralaya/peleburan adalah prayasarat penciptaan baru dengan lebih berkualitas. Pralaya secara individual --kematian---adalah momentum jiwa (atman) kembali pada Paratman (Jiwa Agung sumber kehidupan)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!