Dalam puisi "Penulis Mantra", aku-lirik (Brahma) menulis tentang dirinya sendiri, yang menjalankan kuasa penciptaan. "Orang-orang telah dipilih untuk menulis kata yang mengurai embun menjadi cahaya kecil dan ligat menumbuhkan bunga hanya dari semburat cinta."
Lihatlah, sekali lagi bentuk jamak, "orang-orang" membeberkan rahasia semesta yang jamak.
Selanjutnya Brahma menunjukan betapa dirinya kecil, hanya manifestasi kuasa dan kehendak Brahman. "Sadarlah aku; bagian kecil dari kisah yang berulang dinyanyikan hanya karena satu tulisan. Tinta telah digoreskan sebelum dan setelah perjalanan."
Brahma juga dikenal dengan keinginannya memiliki anak yang menyerupai dirinya. Di dalam puisi "Puisi Yang Dibangkitkan" disebutkan "salah satu dari kamu adalah aku yang menimang kata." Ya, seorang putra dengan kuasa penciptaan.
Adalah para Prajapati, sejumlah rsi dari golongan dewa yang lahir bersamaan saat Brahma tengah melakukan penciptaan kosmis. Mereka adalah yang ditunjuk untuk menurunkan manusia pada setiap Mahayuga. Di dalam rmad Bhgavatam tersebut 11 Prajapati, sementara wiracarita Mahabarata menyebutkan 14 prajapati.
Di dalam puisi "Anak-Anak Kita Dalam Kardus" tampaknya aku-lirik (Brahma) bicara kepada Saraswati, sakti-Nya tentang manusia, yang lahir dan harus menjalani derita dalam kehidupan.
Puisi "Anakku" spesial, karena tampaknya Brahma (aku-lirik) membicarakan/bicara dengan Rudra! Rudra adalah Siwa yang menitis kembali sebagai putra Brahma.
Di dalam Weda Samhita dan Wiu-Purna dikisahkan Brahma marah-marah kepada anak-anaknya yang diciptakannya pertama kali karena tidak memahami arti penting penciptaan dunia. Saking marahnya tiba-tiba dari keningnya muncul seorang anak yang bersinar seperti matahari, yang diberi nama Rudra.
Versi agak berbeda ditulis di dalam Mrkandeya Purna. Tersebutlah Brahma melakukan tapa untuk memperoleh anak yang serupa dirinya. Di tengah tapa, tiba-tiba di pangkuannya muncul anak lelaki berkulit merah kebiru-biruan. Anak itu terus menangis ketika Brahma salah memberi nama, enam kali berturut-tutur. Barulah nama ketujuh, Rudra, anak itu terdiam.
Lihatlah, "kau telah melewati masa yang letih pertukaran zat sebelum nyawa" menunjukkan Rudra yang lahir adalah penitisan Sang Siwa.
"Sedikit biru bersinar terang dari bola matamu" adalah ciri Siwa. Siwa Trinetra adalah wajud Siwa dengan 3 mata; Siwa Nilakantha adalah wujud Siwa berleher biru karena menegak racun untuk menyelamatkan para dewa saat hendak mengambil amerta/air keabadian.