Mohon tunggu...
Nur Fatikhah
Nur Fatikhah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengidentifikasikan Unsur Interinsik Cerpen “Pilihan Terindah”

18 Oktober 2015   13:09 Diperbarui: 18 Oktober 2015   14:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Tapi, apa Mas?” sergah Linda, sambil menyelami perasaan suaminya. Linda mulai merasakan ada suatu beban yang hendak disampaikan suaminya, apakah ada kaitannya dengan rumah tangganya akhir-akhir ini?

“Begini Lin...,” Galih menarik napas. “Aku bahagia hidup bersamamu, dulu kita hidup apa adanya, kini alhamdulillah kita sudah mapan, namun ada sesuatu yang terasa kurang.”

“Mas, aku bisa merasakan kegundahanmu. Aku juga merasakan hal yang sama. Karena selama sembilan tahun berumah tangga, kita belum mendapatkan keturunan. Lalu bagaimana lagi, ini mungkin suratan buat kita Mas, kita ambil hikmahnya saja Mas,” ucap Linda mantap.

Linda sudah bisa menebak arah pembicaraan suaminya, pasti soal momongan. Ya, walau mereka sudah berikhtiar kemana-mana, namun belum mendapatkan hasil yang memuaskan.

“Lin...! Gimana kalau kita tempuh cara lain, soalnya hampir semua cara sudah kita tempuh, namun belum berhasil?”

“Maksud Mas, cara lain bagaimana? Mengadopsi anak?”

“Bukan, bukan itu maksudnya!”

“Lalu?”

“Maksudku begini...,” Galih mengubah posisi duduknya menghadap wajah istrinya. “Aku kan maunya kalau dikarunia anak, ya, harus dari darah dagingku sendiri.” Galih mempertegas keinginannya.

“Jadi, maksud Mas apa?” Linda sedikit cemas. Ia coba menyelami pikiran suaminya lewat tatapan matanya.

Galih menarik napas dalam-dalam, seolah mencari kekuatan untuk bisa mengatakan sesuatu yang teramat berat, “Lin, maafkan aku, kalau apa yang akan kukatakan ini, menyakiti hatimu!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun