"Sudah sekolah laginya,Bu. Dua hari Banu tak berangkat sekolah" imbuh anak itu.
"Baiklah. Ibu akan menebang pohon itu" kataku.
"Janganlah,Bu. Kan lagi banyak buahnya" kata beberapa anak serentak.
"Jangan sampai ada korban jatuh lagi", jelasku menambahkan alasannya.
"Banu yang salah. Jangan sampai ke ujung, Banu. Nanti patah. Rupanya patah dan Banu jatuh" cerita anak itu yang ternyata sudah memperingatkannya.
Akhirnya, aku mengingatkan mereka semua.Â
"Tidak diizinkan lagi memanjat pohon yang ada di sini!" kataku sungguh-sungguh.
"Kalau ada yang panjat lagi, bukan tanggungjawabku. Bilang sama teman-teman kalian!" tandasku.
"Iya,Bu." kata mereka. Akhirnya mereka pergi satu persatu pindah ke tempat lain untuk melanjutkan permainan mereka.
Hatiku jadi sedih, karena lokasi ini tempat mereka bermain hampir setiap sore. Ya bermain gundu. Bermain lempar kartu. Bermain lempar gambar. Bermain lompat tali dan berbagai permainan lainnya sesuai musimnya.
Sejak saat itu, sudah jarang anak-anak bermain di sekitar rumahku. Anak-anakkupun sudah memiliki kesibukan yang semakin bertambah, baik di sekolah maupun di beberapa kursus yang menghabiskan waktu sore mereka.