Di sekitar rumahku ada 5 pohon yang tumbuh cukup subur. Ada pohon mangga, pohon sirsak dan 2 pohon alpukat. Saya kira, besar pengaruh pohon itu terhadap ketersediaan air tanah di rumah.
"Pak, ada anak yang jatuh saat memanjat pohon jambu itu." lapor seorang tetangga.
"Tebanglah,pak. Biar jangan ada korban lagi" cecar tetangga itu tanpa menunggu respon kami.
Sulit bagiku untuk menebang pohon itu. Tidak banyak yang mau menanam pohon di komplek ini. Menjadi sebuah dilema bagiku, apakah harus mengikuti saran tetangga itu atau memikikan solusi lain.
"Kita tebanglah pohon itu" tiba-tiba suami berkata.Â
Kalau sudah diperingatkan tetangga, sebaiknya kita dengarkan. Jangan sampaiada korban lagi. Bisa kena tuntut kita oleh warga, begitulah percakapan kami yang belum menemukan solusi.
"Kenapa bukan mereka yang kita tuntut?" tanyaku balik.
"Bukankah memanjat dan mengambil buah milik orang lain itu, suatu yang melanggar aturan?" tambahku keberatanÂ
Aku menyayangkan harus menebang pohon-pohon itu. Betapa gersangnya jika pohon-pohon itu ditebang. Bagaimana dengan fungsi pohon sebagai penahan air? Sebagai penghasil oksigen? Sebagai ....., entah apa lagi.
Pokoknya jangan tebang. Pikirkan solusi lain, batinku berperang..
"Bagaimana kalau pohon itu kita liliti dengan kawat duri, agar tidak dipanjat anak-anak?, usulku asal.