Mohon tunggu...
tiara shafira azzahra
tiara shafira azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasisa Ilmu Politik Universitas Bakrie

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Security Dilemma Negara di Kawasan Timur Tengah terhadap Program Pengembangan Nuklir Iran

14 Juli 2022   15:20 Diperbarui: 14 Juli 2022   15:32 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah naiknya pitam Iran membuat mereka semakin keras melakukan percobaan Nuklir dan melanggar aturan-aturan yang telah disepakati sampai akhirnya Iran semakin ingin menarik diri dari perjanjian JCPOA namun para sekutu menahan keinginan Iran tersebut. Satu tahun setelah kejadian, Joe Biden mengajukan negosiasi terhadap Iran guna melakukan perdamaian antara 2 belah pihak namun hasilnya belum menunjukkan titik terang.

Nyatanya, setelah pelanggaran yang dilakukan oleh Iran akibat kematian Jenderal Soleimani guna menentang perlakuan AS mengakibatkan perburukan ekonomi yang sudah sempat membaik setelah adanya kesepakatan yang dibangun sejak 2015. 

Selain adanya permasalahan ekonomi bagi Iran sendiri, kurangnya sumber daya manusia untuk pengembangan nuklir mengharuskan Iran untuk bekerja sama dengan China. Hal ini sudah dijalankan sejak tahun 2016 dimana akhirnya tercipta kesepakatan untuk merekonstruksi ulang reaktor nuklir di Arak dan juga keduanya menjadi mitra dalam pengembangan nuklir. 

Selama berjalannya perjanjian, Iran telah banyak memperlihatkan wujud konsistennya yang kurang salah satunya dengan melakukan uji coba rudal balistik.

 

Pengerahan Balance of Power oleh Amerika Serikat 

Masalah nuklir Iran telah menjadi salah satu konflik internasional yang paling kontroversial dalam beberapa dekade terakhir. Krisis yang berlarut-larut ini telah meningkatkan ketegangan di kawasan dan sekitarnya, menghadirkan dilema bagi semua yang terlibat, termasuk Iran sendiri, P5+1 (China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat), 

negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) (khususnya Arab Saudi) dan Israel. Karena informasi yang tidak sempurna, terutama kurangnya pemahaman tentang niat dan perhitungan masing-masing, banyak tindakan dan tindakan balasan telah dilakukan di tingkat internasional, regional dan nasional untuk mengatasi ancaman nuklir Iran yang dirasakan.

Pada akhirnya, meskipun ada keberatan kuat dari beberapa elemen di Teheran dan Washington serta oleh Israel dan Arab Saudi, P5+1 dan Iran mencapai kesepakatan jangka panjang dan komprehensif yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA). 

Apakah kesepakatan itu akan bertahan selama durasinya masih belum jelas, tetapi banyak ketidakpastian, termasuk yang terkait dengan politik domestik di Iran dan AS, pasti akan mempengaruhi implementasi penuhnya.

Pada 2018, akhirnya Donald Trump sudah tak menahan diri sehingga sanksi ekonomi pun diberikan dengan adanya dukungan dari kongres. JCPOA hampir saja dibubarkan namun berkat upaya dari anggota tinggi EU, organisasi tersebut tetap berjalan hanya saja Amerika menarik diri dari perkumpulan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun