Namun di sisi lain, pengembangan nuklir Iran mendapat tekanan dari dunia internasional, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya. Israel yang menjadi satu-satunya negara non islam di kawasan Timur Tengah merasa terancam apabila negara lain memiliki kekuatan militer yang cukup besar, termasuk apabila satu negara memiliki potensi mempunyai kekuatan nuklir.
Iran merupakan negara yang sudah membangun teknologi nuklir sejak lama kemudian menjadi ancaman nyata bagi Israel, yang kemudian Israel berhasil mengajak Amerika Serikat untuk menekan Iran. Melalui pengaruh Amerika Serikat pada perpolitikan internasional, AS justru menggunakan pengaruh tersebut untuk memberikan sanksi kepada Iran melalui PBB (Albright & Hinderstein, 2003).
Sejak itu, masalah program nuklir Iran semakin memanas, dan masalah itu bahkan semakin memperparah masalah yang beredar dimana tampaknya dengan satu langkah lagi, Iran akan mampu membuat bom atom. Tekanan terhadap Iran telah memicu perdebatan yang mengatakan pengembangan nuklir Iran ditujukan untuk membuat senjata nuklir.
Program pengmbangan nuklir Iran dituduh bertujuan tidak baik terutama oleh negara adidaya dengan kepentingan di Timur Tengah. Media Barat telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang rencana nuklir ini. Hal ini dipengaruhi oleh kesaksian Presiden Amerika Serikat, George Walker Bush, yang mengidentifikasi Iran sebagai poros kejahatan yang merupakan tantangan bagi perdamaian dunia (Anggraini, 2020).
Meski masalah ini merupakan masalah internal bagi Iran, namun masyarakat internasional lebih memperhatikannya. Hal ini sesuai dengan pandangan Kegley (2004) bahwa akibat globalisasi, masalah domestik cenderung menjadi masalah internasional,
Masalah nuklir Iran adalah masalah internal yang juga merupakan masalah internasional, dan bukan hanya masalah Iran. dalam pembahasan ini kami akan membahas tujuan dari program pengembangan nuklir iran serta dampak dari program tersebut (Kegley & Raymond, 2004).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sebelumnya telah diuraikan, Iran menjadi negara yang akan di angkat sebagai studi kasus. Kemudian pertanyaan utama yang akan tim penulis jelaskan adalah “Bagaimana respon Amerika Serikat dan Sekutunya di kawasan Timur Tengah dalam pengembangan program nuklir Iran?”
Kerangka
Dalam menjawab rumusan masalah tersebut, penulis menggunakan teori Realisme. Kemudian membagi penjelasan terkait teori menjadi tiga bagian yaitu deskripsi teori, operasionalisasi teori dan model analisis dari teori tersebut.