Mohon tunggu...
Tiara Aisyah
Tiara Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Mercu Buana

Nama: Tiara Aisyah Shafarina NIM: 43222010036 Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik Dosen: Prof.Dr.Apollo , Ak , M. Si. Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Kuis: Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   15:43 Diperbarui: 14 Desember 2023   16:34 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama                         : Tiara Aisyah Shafarina

NIM                            : 43222010036

Prodi                          : S1 Akuntansi

Mata Kuliah            : Pendidikan anti Korupsi dan Etik UMB

Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Jeremy Bentham lahir di Spitalfields, London, pada tanggal 15 Februari 1748, dan pada usia tujuh tahun (1775)  ayahnya mengirimnya untuk belajar di Westminster School. Pada tahun 1769, pada usia 12 tahun, ia melanjutkan pendidikannya di Queen's College, Universitas Oxford. Pada tahun 1763 ia diterima sebagai pengacara di  Honorable Society of Lincoln's Inn dan lulus ujian pengacara pada tahun 1768. Setelah lulus sebagai pengacara, dia kembali ke Queen's College dan memberikan suara dalam pemilihan umum universitas. Sesaat sebelum pemungutan suara, dia mengunjungi perpustakaan universitas dan  menemukan salinan pamflet yang baru diterbitkan oleh Joseph Priestley berjudul "Essays on Government".

Dalam pamflet ini ia menemukan ungkapannya yang paling terkenal, yaitu "The  greatest  happiness  of  the  greatest  number". Berdasarkan pamflet ini, Jeremy Bentham memutuskan untuk meletakkan landasan baru yurisprudensi dan peraturan perundang-undangan mengenai prinsip-prinsip penegakan hukum dan kekuatan pengikatnya terhadap masyarakat. Pekerjaan Jeremy Bentham tidak hanya dilatarbelakangi oleh pamflet  John Priestley, namun juga didasari oleh kekecewaannya terhadap hukum, sehingga alih-alih bekerja sebagai pengacara, ia menulis, mengkritik, dan memberikan saran untuk memperbaiki hukum itu sendiri.

Jeremy Bentham adalah pengagum mendasar ide-ide kodifikasi yang kemudian berkembang di daratan Eropa, yang membawanya pada tahun 1822 untuk menyatakan bahwa "Codification proposal address by  Jeremy  Bentham  to  all  nations  professing  liberal  opinions,  or  idea  of  a  proposed  all-comprehensive  body  of  law  with  an  accompaniment  of  reason". Selain itu, ia menulis banyak pamflet yang mengungkap pelanggaran hak konstitusional masyarakat Inggris pada saat itu, berpendapat bahwa kebijakan Inggris pada saat itu justru membawa lebih banyak penderitaan bagi masyarakat daripada kebahagiaan, dan mendesak reformasi hukum. Jeremy Bentham juga  menyarankan agar Inggris (yang notabene merupakan sistem common law) hendaknya menganut gagasan-gagasan dari tradisi civil law, termasuk gagasan kodifikasi.

ASPEK HEDONISTIC CALCULUS JEREMY BENTHAM DALAM TEORI UTILITARIANISME

Konsep  dasar  dari  Teori  Utilitarianisme yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham  secara  umum  sangat  sederhana,  yaitu bagaimana  memaksimalkan  kedayagunaan  (utility)  dari  suatu  tindakan,  sehingga  dari  proses  tersebut  kita  dapat  menikmati manfaat,  keuntungan,  kebahagiaan,  dan  kenikmatan  (benefit, advantage, pleasure, good,  or  happiness).  Dari  proses memaksimalkan  kedayagunaan  tersebut,  kemudian  diharapkan  pula  untuk  dapat menghalangi  timbulnya  rasa  sakit,  kejahatan, penderitaan,  atau  rasa-rasa  yang  menimbulkan ketidakbahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun