“Alien Kopihaus?”
“Ya, sama seperti kalian menyebut kami alien, kami juga menyebut kalian alien,”
“Oh!”
“Semuanya menjadi lebih baik setelah kami memiliki barista terbaik, tapi itu tak berarti ekspedisi ke bumi berhenti. Terlebih setelah peneliti kami berhasil menemukan teknologi rekayasa partikel yang memungkinkan kami memisahkan dan menggabungkan kembali partikel pembentuk tubuh kami, pesawat kami tidak perlu mendarat di bumi. Mereka hanya sampai di garis luar atmosfer bumi kemudian kami memecahkan diri, mengurai gelombang elektromagnetik di udara bumi untuk menciptakan rongga sebagai lorong peluncur partikel menuju bumi hingga kami menyatu lagi menjadi seperti semula sesaat setelah mencapai bumi,”
Aku tak bersuara. Aku yakin aku melongo mendengar cerita Mark.
“Meskipun kami sudah memiliki satu racikan kopi spesial, kami tetap melakukan ekspedisi mencari kopi terbaik yang ada di bumi untuk dibawa ke Mars,” lanjut Mark.
“Kalian punya house blend?”
“Ya, Marsabica namanya. Racikan kopi terbaik yang pernah ada di Mars,”
“Hmmh, pasti arabica!”
“Kami meracik berbagai jenis kopi arabica yang tumbuh di seluruh dunia, dan racikan beberapa arabica yang tumbuh di Indonesia adalah masterpiecenya. Itulah Marsabica,”
“Lebih asyik dari ini?”