Mohon tunggu...
ThonnyCh
ThonnyCh Mohon Tunggu... Lainnya - Ayah, Mahasiswa, Pendeta

Idealist yang belajar menjadi realist.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keterpinggiran Keluarga Kudus dalam Natal 2022

20 Desember 2022   12:15 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:22 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

'...Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain'.

Matius 2:12  

Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Tema Natal Nasional tahun 2022 bagi PGI dan KWI sangat menarik untuk dibahas. Melihat juga penjelasan dan harapan yang terkandung ketika tema ini diangkat, berkaitan dengan ‘tema’ Kemerdekaan RI yang ke-77, pulih lebih cepat bangkit lebih kuat.

Dari penjelasan yang ditulis untuk melengkapi tema ini, diharapkan melalui digemakannya tema, Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain, kita bisa mengambil teladan dari orang Majus yaitu orang-orang bijak dari Timur dengan bantuan bintang datang untuk menyembah-Nya dan mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur. Setelah mengalami sukacita dalam perjumpaan yang
istimewa tersebut, orang-orang bijak itu kembali ke negerinya melalui jalan lain seperti yang ditunjukkan Tuhan (bdk. Mat. 2:12). Mereka mampu melewati tantangan, hambatan, dan kesulitan dalam perjalanan mereka mencari Yesus dan setelah berjumpa dengan-Nya mereka juga berani menempuh jalan baru yang belum tentu lebih mudah dari sebelumnya.

"Jalan lain" itu dapat dipahami juga secara rohani. Sesudah bertemu dengan Yesus, orang tidak lagi menjalani hidup dengan cara lama, tetapi dengan cara yang baru, menjadi manusia baru. Dengan demikian, Natal juga mengajak kita untuk menemukan jalan baru dan kreatif dalam mewartakan kasih-Nya kepada sesama dan semua makhluk ciptaan.

Secara mudah, bisa saja ayat Matius 2:12 dicomot seperti itu dan ditafsirkan seperti kutipan penjelasan tersebut.

Tetapi, jika kita belajar untuk merunut Matius 2:12, ternyata ada pelajaran lebih dalam yang bisa kita gali dan menjadi berkat Natal.

Untuk itu, mari kita simak dulu konteks Matius 2:12.

Matius 2:1-12

1  Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem

2  dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

3  Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.

4  Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

5  Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:

6  Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

7  Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.

8  Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."

9 Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.

10  Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.

11  Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

12  Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Orang Majus datang dari Timur dengan tuntunan bintang untuk menyembah raja orang Yahudi yang baru dilahirkan. Kemungkinan besar mereka mendapatkan keterangan dari nubuatan Nabi Bileam, yang merupakan cikal bakal dari kelompok Majus di daerah Babilonia.

 

Bilangan 24:17  Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.

Yang mana kemudian, kelompok Majus ini semakin memahami nubuatan tentang lahirnya Mesias dari pemimpin kelompok Majus selanjutnya dalam kerajaan Babel, yaitu Nabi Daniel.

Daniel 9:25-26

25  Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan.

26  Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.

Masalahnya, dari Matius 2:1, kita mendapatkan keterangan bahwa tujuan mereka meleset.

Jelas-jelas Matius memulai keterangannya bahwa Yesus dilahirkan di Betlehem, tetapi orang Majus ternyata datang dari Timur ke Yerusalem. Kemungkinan besar, mereka tahu bahwa akan ada raja istimewa yang lahir, tetapi tempatnya mereka tidak tahu karena tidak mengetahui nubuatan dari Nabi Mikha.

Mikha 5:1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.

Jarak antara Yerusalem dengan Betlehem memang dekat, sekitar 5,5mil atau 10km.

Jika mereka kurang teliti dalam menggunakan patokan bintang di langit, apalagi jika yang mereka cari adalah seorang raja yang dilahirkan, apalagi jika informasinya tidak lengkap – sangat besar kemungkinan orang Majus yakin bahwa Yerusalem lebih cocok menjadi tempat kelahiran seorang raja, karena di sana ada istana raja.

Akhirnya mereka tiba di Yerusalem, dan masuk ke istana Herodes seperti yang mereka anggap benar.

Dampak dari kekeliruan langkah mereka itu, ternyata sangat fatal.

Fatality-nya bukan bagi mereka, syukurlah ada peringatan yang diberikan kepada mereka supaya mengambil jalan lain untuk pulang, seperti fokus tema Natal 2022 PGI dan KWI. (Matius 2:12; Perhatikan baik-baik, Alkitab tidak menulis siapa yang memberikan peringatan dalam mimpi orang Majus tersebut – beda dengan peringatan dalam mimpi Yusuf Alkitab jelas menulis bahwa malaikat yang memberikan peringatan)

Fatality-nya bukan juga bagi Yesus bersama Yusuf dan Maria yang berhasil mengungsi ke Mesir karena Yusuf diperingatkan oleh malaikat lewat mimpi. (Matius 2:13)

Tetapi, fatality terjadi bagi bayi-bayi lelaki lain yang ada di Betlehem dan sekitarnya yang berusia 2 tahun ke bawah.

Terjemahan Alkitab bahasa Inggris memberikan kesan lebih detail, bahwa bayi-bayi yang dibunuh di Betlehem bukan hanya disekitar desa Betlehem, tetapi sampai ke batas-batasnya.

Malam itu selepas orang Majus pulang ke daerah mereka melalui jalan lain, terjadi malapetaka bagi bayi-bayi tersebut.

Satu generasi yang dianggap dekat dengan generasi Yesus, dimusnahkan oleh Herodes.

Matius 2:13-16

13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."

14  Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,

15  dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Kita fokus dulu kepada orang Majus, yang diangkat menjadi tokoh teladan bagi penafsiran tema Natal nasional 2022 dari PGI dan KWI.

Memang, orang Majus sangat gigih dan usahanya patut diapresiasi untuk percaya dan setia menanti penggenapan nubuatan yang sudah berabad-abad. Mereka mengadakan perjalanan ribuan kilometer pada masa itu, untuk mencari raja yang dinubuatkan. Tetapi karena informasi yang mereka miliki terbatas, dan juga situasi dan kondisi yang lebih masuk akal untuk bertanya-tanya di sekitar Yerusalem menyebabkan mereka bertemu dengan Herodes sehingga menimbulkan malapetaka di Betlehem setelah mereka bertemu Yesus.

Secara rohani, ada berkat yang bisa dipelajari dari kekeliruan orang Majus malam itu bagi kita.

Apakah pernah terbayang kengerian itu dengan tingkah laku kita?

Mungkin kita tidak pernah berpikir sejauh itu, seperti orang Majus yang hanya melintas di Yerusalem, bertanya-tanya, dan masuk ke istana Herodes kemudian syukurlah mereka mendapatkan informasi tambahan dari imam kepala dan ahli-ahli Taurat bahwa nubuatan tentang kelahiran raja itu adalah di kota kecil, yaitu Betlehem.

Orang Majus akan berkata, mereka hanya keliru melintas.

Hanya sedikit keliru melihat bintang itu.

Hanya tidak teliti menafsirkan nubuatan yang mereka terima, sehingga melenceng sedikit saja.

Bisa juga alasan karena kurangnya informasi.

Tetapi, seandainya orang Majus itu tahu dampak ‘melenceng sedikit’ dari kunjungan singkat mereka ke istana Herodes, - yaitu kematian bayi-bayi berusia 2 tahun ke bawah di seluruh wilayah Betlehem Efrata, pasti mereka akan berpikir berkali-kali dulu dan meneliti lebih seksama lagi sebelum mengayunkan langkah dan berangkat.

Berapa banyak darah bayi tertumpah hari itu, dan berapa banyak airmata dari keluarga-keluarga yang kehilangan anak mereka?

Kejadian tentang orang Majus itu menggelisahkan, karena sekarang banyak orang Kristen yang mulai memandang ringan akan segala sesuatu yang berkaitan dengang kehidupannya, terutama kehidupan rohani.

Menganggap melenceng sedikit, tidak apa-apa, toh sudah dilakukan – minimal 90% sudah cukuplah.

Toh Tuhan penuh dengan kasih karunia dan kemurahan… dst.

Berpikir sempit dan pendek, hanya memikirkan dirinya. Tidak sadar jika langkah keliru mereka hampir mencelakakan dirinya sendiri, atau malah membuat malapetaka bagi orang lain.

Sebenarnya tema Natal tahun ini akan menjadi menarik, jika diberikan penjelasan kepada tokoh yang kelihatannya dalam setiap perayaan Natal, jarang sekali diangkat: yaitu Yusuf.

Gambar-gambar Natal biasanya memang senang dengan orang Majus, dibandingkan dengan Yusuf. Atau, kalaupun menggambarkan tentang Yusuf, dia disematkan karena kebetulan saja kelihatan untuk menonjolkan Yesus dan Maria.

Sekarang, mari kita alihkan sesaat fokus dari orang Majus ke arah Yusuf. 

Mengapa Yusuf? Dalam konteks Matius 2:12, seharusnya tidak bisa dilepaskan dari 

Matius 2:13:

13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."

Jika kita kritis dan benar-benar merenungkan tema: ...Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain – yang dikontekskan dan dikorelasikan dengan orang Majus, untuk mempelajari kehidupan Kristen yang bisa bangkit lebih cepat dan pulih lebih kuat, tantangan Yusuf lebih parah daripada orang Majus.

Yusuf ada di Betlehem Efrata, karena memang harus pergi ke kota Daud itu untuk disensus sehubungan, Yusuf adalah keturunan Daud dan tempat kelahirannya di Betlehem. Bertepatan juga Yusuf dipercayakan oleh Tuhan untuk ‘menjaga’ Maria yang sedang mengandung bayi Yesus. Dan di saat Yesus sudah lahir, datanglah orang-orang Majus ini yang kembali mengubah masa depannya.

Selepas orang Majus itu pergi, malaikat datang dalam mimpinya untuk memberikan peringatan kepadanya. Yusuf harus membawa keluarganya, yaitu Maria, isterinya dan Yesus, anaknya: Jalan! Pergi ke negeri lain!

Lebih parah mana pengalaman Yusuf dibandingkan dengan orang Majus dalam, ‘mengikuti jalan Tuhan?’

Orang Majus setelah bertemu dengan Yesus, bisa pulang kembali ke negerinya dengan mengambil jalan lain.

Pengalaman mereka itu kita abadikan sekarang dalam tema Natal nasional tahun 2022, dan mereka mendapatkan puja dan puji karena mau berjuang melakukan perjalanan panjang dari Timur untuk memberikan persembahan kepada Kristus, dan setelah bertemu Kristus mereka pulang ke negerinya, dan mau mengambil jalan lain, sebuah gambaran kreativitas dan sebagainya.

Bagaimana dengan Yusuf?

Dibandingkan dengan raja-raja dari timur, atau sebutan mereka ‘wise men’, Yusuf adalah pria normal. Tukang kayu yang sederhana.

Orang Majus bisa aman melakukan perjalanan ratusan mil dari Timur ke Betlehem untuk bertemu dengan Yesus dan memberikan persembahan Emas, Kemenyan, dan Mur. Kelihatannya mereka tidak melakukan perjalanan sendirian dengan benda-benda berharga di masa itu. Kedatangan mereka ke Yerusalem, menggemparkan kota itu, bahkan bisa segera bertemu dengan raja Herodes.

Yusuf tidak menggemparkan siapapun. 

Bahkan kesulitan mencari penginapan di Betlehem saat isterinya siap melahirkan. Dan sekarang, tukang kayu itu harus segera berkemas untuk jalan, mengungsi bukan ke negerinya, tetapi ke Mesir. 

Ke negeri yang lebih jauh dari rumahnya, bahkan keluar dari negerinya.

Tentu untuk memberikan pertimbangan yang adil, kita apresiasi bekal yang dipersembahkan oleh orang Majus, yaitu Emas, Kemenyan dan Mur untuk dipersiapkan guna melakukan perjalanan ke Mesir itu. Yusuf, Maria dan Yesus bisa aman secara materi dalam beberapa waktu pengungsian mereka. Tetapi proses Tuhan bagi Yusuf jika dibandingkan dengan orang Majus dalam 'merayakan Natal' tentu tak terbandingkan perihnya.

Yusuf sendirian berjuang melindungi Maria dan Yesus, melakukan perjalanan panjang dalam ketakutan dari Betlehem ke Mesir.

Harga dirinya sebagai laki-laki karena harus menikahi wanita yang hamil karena Roh Kudus.

Bayangan masa depan menata kehidupan keluarga dengan aman dan tenang runtuh.

Kariernya sebagai tukang kayu hancur berantakan, demi taat kepada mimpi?

Jadi apa yang bisa kita pelajari dari tema '...Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain'?

Untuk siap melangkah mengikuti jalan lain dari Tuhan?

Benarkah orang Kristen di hari Natal tahun 2022 ini siap melangkah mengikuti jalan dari Tuhan?

Coba ikuti dan telusuri teladan seperti Yusuf.

Lihat dan perhatikan teladan Yusuf, diproses yang berat untuk mengikuti jalan Tuhan.

Yusuf harus menikahi tunangannya yang sudah hamil.

Yusuf harus pergi ke Betlehem dan setelah Yesus lahir, dia tidak bisa kembali ke rumahnya, tetapi harus terus menjaga keluarganya di pengungsian yaitu negeri Mesir.

Ketika ancaman sudah mereda, Herodes mati, Yusuf tetap tidak bisa kembali ke Yudea, tetapi harus ke Nazaret karena takut dengan raja yang baru, yaitu Arkhelaus.

Hidup Yusuf tidak pernah sama lagi ketika dia menerima tanggung jawab besar menjaga Maria dan Yesus.

Yusuf mau karena dijelaskan oleh malaikat di dalam mimpi. 

Tidak pernah sekalipun malaikat tampil secara langsung bagi Yusuf. 

Tikungan-tikungan dalam perjalanan hidupnya dijalani dengan ‘diam.’

Sangat mengherankan, Alkitab TB pun tidak memberikan catatan atau dialog dari Yusuf ayah Yesus, 1 kata pun.

Karakternya hanya digambarkan sebagai orang yang tulus hati dan diam:

Matius 1:19  

Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

 

Mengikuti jalan Tuhan?

Tahun 2022 jika yang diangkat adalah teladan orang Majus, melakukan perjalanan jauh dengan membawa Emas, Kemenyan, dan Mur. Naik unta dan mampu membuat kegemparan di kota Yerusalem. Keliru jalan, tetapi akhirnya bertemu Yesus dan mendapat pujian karena mau mengambil jalan lain untuk pulang kembali ke negerinya, maka kelihatannya itu menjadi gambaran kekristenan modern yang masih senang menapaki jalan 'kulit kekristenan'.

Karena di sisi lain, ada Yusuf yang melangkah dalam diam, tidak bisa pulang ke negerinya, tetapi harus jalan ke negeri asing demi Sang Juruselamat menggenapi nubuatan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun