14 Â Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,
15 Â dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
Kita fokus dulu kepada orang Majus, yang diangkat menjadi tokoh teladan bagi penafsiran tema Natal nasional 2022 dari PGI dan KWI.
Memang, orang Majus sangat gigih dan usahanya patut diapresiasi untuk percaya dan setia menanti penggenapan nubuatan yang sudah berabad-abad. Mereka mengadakan perjalanan ribuan kilometer pada masa itu, untuk mencari raja yang dinubuatkan. Tetapi karena informasi yang mereka miliki terbatas, dan juga situasi dan kondisi yang lebih masuk akal untuk bertanya-tanya di sekitar Yerusalem menyebabkan mereka bertemu dengan Herodes sehingga menimbulkan malapetaka di Betlehem setelah mereka bertemu Yesus.
Secara rohani, ada berkat yang bisa dipelajari dari kekeliruan orang Majus malam itu bagi kita.
Apakah pernah terbayang kengerian itu dengan tingkah laku kita?
Mungkin kita tidak pernah berpikir sejauh itu, seperti orang Majus yang hanya melintas di Yerusalem, bertanya-tanya, dan masuk ke istana Herodes kemudian syukurlah mereka mendapatkan informasi tambahan dari imam kepala dan ahli-ahli Taurat bahwa nubuatan tentang kelahiran raja itu adalah di kota kecil, yaitu Betlehem.
Orang Majus akan berkata, mereka hanya keliru melintas.
Hanya sedikit keliru melihat bintang itu.
Hanya tidak teliti menafsirkan nubuatan yang mereka terima, sehingga melenceng sedikit saja.